Perlukah Pendidikan Seksual untuk Anak Menurut Islam?

7 hours ago 3

loading...

Ada beberapa metode dan strategi yang tepat untuk mengenalkan pendidikan seksualitas pada anak usia dini yang sesuai dengan ajaran syariat Islam. Foto ilustrasi/ist

Perlukah pendidikan seksual untuk anak dalam Islam? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita ketahui mengapa Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan adanya ketertarikan kepada lawan jenis. Ustadz Abdullah Zaen, MA memaparkannya dalam Kajian Sunnah beberapa waktu lalu. Berikut uraiannya:

Kita tahu persis bahwa setiap apa yang ditakdirkan Allah itu pasti ada hikmahnya. Masalah kita tahu atau tidak, itu kembali kepada keterbatasan kita. Tapi pasti ada hikmahnya. Diantara hikmah adanya ketertarikan kepada lawan jenis atau apa yang disebutkan dengan potensi seksual didalam diri manusia, di antara hikmahnya adalah untuk menjaga keberlangsungan kehidupan manusia. Kalau tidak ada ketertarikan kepada lawan jenis, maka tidak ada pernikahan dan kalau tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan, kalau tidak ada keturunan, berarti manusia akan punah. Kalau manusia habis, yang mengurusi bumi siapa?

Maka dari situlah kita mengetahui betapa tingginya hikmah Allah azza wa jalla ketika menciptakan didalam diri manusia adanya kecenderungan ini. Dan Allah subhanahu wa ta’ala sengaja membuat batasan usia dia bisa melakukan kegiatan seksual ini. Ada umur tertentu dia bisa melakukan hal ini.

Di dalam agama kita, yang namanya pernikahan itu tidak sembarang umur. Tapi ada umur tertentu yang kira-kira pada usia tersebut dia bisa melakukan aktivitas seksual ini dengan baik dan bukan sekedar melakukannya tapi siap untuk menanggung resikonya.

Maka ketika anak kita bertanya tentang sesuatu seputar seksual, kita sebagai orang tua jangan menanggapi secara negatif. Akan tetapi sikap yang benar kepada anak kita adalah kita ajak anak tersebut untuk berbicara dari hati ke hati. Kita jelaskan kepada anak kita bahwa adanya dorongan didalam dirimu untuk suka kepada lawan jenis, kita katakan kepada anak kita, “Nak, itu adalah sesuatu yang manusiawi dan yang menciptakan perasaan itu didalam diri kita adalah Allah. Akan tetapi nak, kecenderungan kepada lawan jenis itu tidak dilakukan secara asal-asalan atau tidak boleh diumbar tanpa aturan. Didalam agama kita, kecenderungan seksual tadi diatur dengan aturan yang terbaik yang tidak ada didalam aturan agama manapun.”

Itulah yang seharusnya kita jelaskan kepada anak kita. Sambil anak kita, kita jaga. Jangan sampai kecenderungan seksual dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang membuat anak melakukan perilaku menyimpang.

Contoh faktor luar adalah film porno yang sangat mudah diakses di zaman kita sekarang ini. Ini contoh faktor luar yang bisa membahayakan kecenderungan anak kita. Adanya ketertarikan kepada lawan jenis adalah hal yang manusiawi. Tapi ketika didorong oleh faktor luar yang berbahaya, ia mulai bisa mengakses internet lewat hpnya tanpa ada pengawasan dari orang tuanya. Ada sebagian orang tua bersikap hanya meniru-niru. Temannya beli hp, ikut beli hp yang bagus tanpa tidak tahu apa manfaatnya, apa bahayanya, efek negatifnya, efek positifnya, kemudian anak begitu saja dikasih hp tersebut. Bahkan orang tuanya pun tidak bisa membuka hp anaknya karena sama anaknya dipassword.

Orang tuanya memberi hp yang penuh dengan teknologi tapi ternyata orang tuanya gaptek atau gagap teknologi. Maka dalam kondisi seperti itu, kalau mau cari aman gak usah dikasih. Dan itu lebih lebih selamat. InsyaAllah.

Mengajarkan Pendidikan Seksual kepada Anak

Disarikan dari buku “Pendidikan Seks Usia Dini Perspektif Hukum Islam” karya Syarifah Gustiawati Mukri dijelaskan bagaimana metode dan strategi yang tepat untuk mengenalkan pendidikan seksualitas pada anak usia dini yang sesuai dengan ajaran syariat Islam.

1. Tumbuhkan rasa malu pada anak

Rasa malu harus mulai diajarkan sejak usia dini, jangan biasakan anak untuk bertelanjang di depan umum, termasuk keluarga sendiri. Ajari anak mengenai auratnya dan tanamkan rasa malu dengan membiasakan untuk memakaikan pakaian yang tertutup.

2. Tumbuhkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan feminitas pada anak perempuan

Islam telah mensyariatkan untuk menjaga kepribadian sesuai dengan fitrahnya. Laki-laki dengan sifat maskulinnya dan perempuan dengan sifat feminimnya. Islam melarang laki-laki yang berperilaku seperti perempuan, begitu juga sebaliknya. Sebagaimana yang tercantum dalam hadist Nabi, “Allah melaknat para perempuan yang menyerupai laki-laki, dan para lelaki yang menyerupai perempuan”.

Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membentuk dan menjaga kepribadian agar sesuai dengan fitrahnya. Biasakan untuk memakaikan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Perlakukan mereka sesuai dengan jenis kelaminnya.

Baca juga: Orang Tua Perlu Tahu! Ini 4 Tips Mengajarkan Pendidikan Seksual pada Anak Usia Dini

3. Saat menginjak usia 7-10 mulai biasakan tidur pisah kamar dengan orang tua

Pemisahan kamar bertujuan untuk mengajarkan pada anak mengenai identitas diri anak. Selain itu, latih anak untuk hidup mandiri dan tidak tergantung pada orang tuanya. Pisahkan juga antara anak laki-laki dan perempuan agar mereka paham akan eksistensi perbedaan kelamin.

4. Edukasi anak mengenai waktu berkunjung ke kamar orang tua

Anak tidak boleh masuk kamar kecuali atas izin orang tua pada 3 waktu, yaitu sebelum salat subuh, tengah hari, dan setelah salat isya. Di waktu tersebut merupakan saat di mana aurat orang dewasa sering terbuka. Hal tersebut juga telah tercantum dalam firman Allah pada surat al-Ahzab ayat 13.

5. Mengenalkan siapa saja mahramnya

Anak harus mulai diajarkan sejak dini mengenai siapa saja yang menjadi mahramnya agar meraka paham dan dapat menjaga pergaulan sehari-hari dengan mahramnya, walaupun hidup serumah. Sebab, Islam dengan tegas mengharamkan incest atau pernikahan antar saudara kandung/mahramnya. Mengenai siapa saja mahramnya tercantum dalam surat an-Nisa ayat 22.

6. Mengajarkan anak terutama anak laki-laki untuk menjaga pandangan matanya

Sudah menjadi fitrah setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah yang ada dibiarkan bebas berkeliaran akan merugikan individu itu sendiri. Begitu juga pandangan mata yang terbiasa melihat gambar atau film-film yang banyak memuat unsur pornografi akan membuat anak menjadi pribadi yang buruk.

7. Edukasi anak mengenai larangan ikhtilat dan khalwat

Ikhtilat adalah bercampurnya sekumpulan laki-laki dan perempuan tanpa adanya alasan yang syar’i, sedangkan khalwat yaitu berkumpulnya laki-laki dan perempuan di satu tempat tanpa ada mahram yang mendampingi. Kedua perbuatan tersebut sudah sering terjadi di zaman sekarang ini, bahkan sudah dianggap biasa. Islam melarang perbuatan tersebut karena mengantarkan pada perbuatan zina.

Demikian metode dan strategi mengajarkan pendidikan seksual dalam Islam yang dapat diterapkan pada anak. Tujuan dari pendidikan seksual yakni untuk mengetahui fungsi organ pada tubuh, rasa tanggung jawab, halam-haram berkaitan dengan hubungan seksual, dan agar terhindar dari ancaman penyimpangan dan pelecehan seksual.

Baca juga: 32 Pertanyaan Dasar Ilmu Tauhid yang Wajib Diajarkan pada Anak Sejak Dini, Apa Saja?

(wid)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |