Bos BYD Keluhkan Perang Harga yang Mereka Ciptakan Sendiri

15 hours ago 5

loading...

BYD tanpa ampun membanting harga pada 22 model mobil mereka, dengan diskon mencapai 34%. Foto: ist

JAKARTA - Di tengah arena "perang bakar duit" mobil listrik (EV) di China yang semakin berdarah-darah, sebuah pernyataan unik datang Stella Li, Executive Vice President BYD, secara terbuka menyatakan bahwa perang harga ini "tidak berkelanjutan".

Yang menarik, BYD adalah perusahaan yang baru saja "menyiram bensin ke api" dengan meluncurkan babak baru diskon gila-gilaan bulan lalu.

Menyulut Api, Lalu Berteriak 'Kebakaran'

BYD, raksasa yang didukung oleh investor legendaris Warren Buffett, adalah biang keladi dari kepanikan terbaru di pasar. Mereka tanpa ampun membanting harga pada 22 model mobil mereka, dengan diskon mencapai 34%.

Model termurah mereka, Seagull, yang sudah sangat terjangkau dengan harga sekitar USD10.000, kini diobral dengan harga di bawah USD8.000 atau sekitar Rp 131 jutaan. Tak berhenti di situ, mereka juga meluncurkan sedan baru, Seal 06, dengan harga mulai dari USD15.000 atau sekitar Rp 246 jutaan—kurang dari separuh harga Tesla Model 3 di China.
Langkah brutal inilah yang memaksa para pesaing seperti Geely dan Leapmotor untuk ikut terjun ke jurang diskon.

Asosiasi Produsen Otomotif China (CAMA) bahkan sampai mengeluarkan peringatan keras, menyebut langkah ini "memicu babak baru kepanikan perang harga" dan menciptakan "persaingan yang ganas".

Namun, di tengah kekacauan yang mereka ciptakan, sang eksekutif BYD, Stella Li, justru mengeluh. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, ia mengatakan, "Ini adalah persaingan yang sangat ekstrem dan ketat." Ia menambahkan bahwa perang harga ini "tidak berkelanjutan" dan akan membuat beberapa merek lain tidak akan selamat.

Gertakan Kosong di Pasar Global?

Pernyataan Stella Li ini terasa seperti gertakan kosong, karena hingga kini tidak ada sinyal bahwa BYD akan menaikkan harga. Sebaliknya, mereka terus berekspansi secara agresif ke pasar luar negeri dengan strategi harga yang sama berbahayanya.

Di Inggris, mereka meluncurkan Dolphin Surf (versi lain dari Seagull) dengan harga mulai dari 18.650 euro atau sekitar Rp 410 jutaan. Meskipun jauh lebih mahal dari harga di China, angka ini tetap menempatkannya sebagai salah satu mobil listrik termurah di pasar Inggris, cukup untuk membuat para pesaing di Eropa ikut was-was.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |