Rute Serangan Mematikan Jayakatwang yang Meruntuhkan Kerajaan Singasari

2 hours ago 1

loading...

Lintasi sungai dan terjanya pegunungan dan serangan dua arah Jayakatwang membuat Kerajaan Singasari runtuh. Foto/SindoNews

SEMARANG - Kedatangan musuh dari sisi utara membuat Kerajaan Singasari langsung bersiaga. Kertanagara Sang Raja yang dalam pengaruh minuman keras (miras) karena ritual pesta miras pada aliran Buddha Tantrayana, memerintahkan menantunya ke utara.

Raden Wijaya yang jadi menantu Kertanagara langsung menuruti kemauan sang mertua itu. Raden Wijaya berangkat ke utara ditemani oleh beberapa pejabat perwira pasukan Singasari. Sementara pasukan Jayakatwang atau Aji Jayakatong terus bergerak dari sisi utara memasuki wilayah Istana Singasari.

Sedangkan dari sisi selatan pasukan lebih besar Jayakatwang dipimpin oleh Patih Kébo Munda Rang, didampingi para punggawa bernama Pudot dan Bowong. Jalur yang mereka lewati ialah tepi Aksa dan Lawor, yang kiranya sama dengan Sungai Lekso dan Sungai Lahor, melintasi Pegunungan Putri Tidur sisi selatan pada zaman sekarang.

Dua sungai tersebut berada di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, sama-sama melewati Waduk Lahor. Rute selanjutnya ialah Siddhabhawana, yang kemungkinan berada di sekitar Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, dikutip SindoNews, Selasa (18/3/2025) dari "Pararaton : Biografi Para Raja Singhasari - Majapahit".

Pasukan pengacau dari sisi utara Jayakatwang, mulai merangsak masuk ke wilayah Istana Ibu Kota Singasari. Serangan itu memang sengaja dilakukan dari utara dan memilih untuk memutar daripada mengikuti jalur tengah dari Kediri, melintasi kawasan Pegunungan Putri Tidur, hingga menembus wilayah Kota Batu saat ini.

Pada pasukan yang dikirim Jayakatwang itu, Pararaton menyebut nama patih yang mendampingi pemerintahan Sri Jayakatong di Wurawn, atau Gelang - gelang adalah Singanambat. Nama Patih Kebo Mundarang juga beberapa kali muncul dari sisi pasukan Jayakatwang.

Selain disebut dalam Pararaton, nama Patih Kebo Mundarang juga disebut dalam Kidung Rangga Lawe, sedangkan pada Kidung Harşawijaya hanya disebut Patih Mundarang saja. Sementara itu, Prasasti Müla Malurung menyebut nama patih yang mendampingi pemerintahan Sri Jayakatyong di Wurawan (Gelang-Gelang) adalah Mapañji Singanambat.

Jayakatwang memang diidentikkan dengan Kerajaan Kediri. Tapi konon beberapa sumber ia merupakan Raja Gelang-gelang, wilayah Kediri, pascaruntuh diserang oleh Ken Arok semasa Kertajaya bertahta.

(cip)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |