Perang Thailand-Kamboja Pecah, Indonesia Didorong Jalankan Shuttle Diplomacy

16 hours ago 6

loading...

Perang Thailand vs Kamboja yang pecah beberapa hari lalu menjadi ujian nyata bagi ASEAN. Indonesia sebagai saudara tua ASEAN perlu melakukan langkah diplomasi demi menciptakan perdamaian. Foto/Angkatan Darat Kerajaan Thailand

JAKARTA - Perang Thailand vs Kamboja yang pecah beberapa hari lalu menjadi ujian nyata bagi ASEAN. Indonesia sebagai saudara tua ASEAN perlu melakukan langkah diplomasi demi menciptakan perdamaian di kawasan.

Menurut pengamat hubungan internasional Ahmad Khoirul Umam, selama ini ASEAN dikenal dengan kemampuannya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Asia Tenggara pasca-Perang Dunia II dan Perang Dingin. Namun demikian, konflik yang kini berubah menjadi perang dengan penggunaan alat utama sistem persenjataan modern, yang baru saja dilakukan Thailand terhadap Kamboja, benar-benar menjadi ujian nyata bagi sentralitas ASEAN.

"Dalam situasi ini, peran Indonesia sebagai saudara tua atau “the big brother in ASEAN”, serta kepemimpinan ASEAN yang saat ini dipegang Malaysia, kembali dipertaruhkan. Mampukah Indonesia dan Malaysia meng-guide Thailand dan Kamboja untuk menahan diri dan kembali duduk ke meja perundingan untuk mencari titik temu resolusi konflik dan perdamaian," kata Umam dalam keterangan yang diterima SindoNews, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga: Thailand Tolak Mediasi Pihak Ketiga dalam Perang Melawan Kamboja yang Berkelanjutan

Direktur Pascasarjana Studi Hubungan International Paramadina Graduate School of Diplomacy Universitas Paramadina ini mengatakan, belajar dari kesuksesan Indonesia di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat mendamaikan Thailand-Kamboja pada tahun 2011, maka saat ini, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto perlu segera mendorong Menteri Luar Negeri Sugiono segera melakukan shuttle diplomacy untuk menemui perwakilan pemerintah Thailand dan pemerintah Kamboja.

"Target utama shuttle diplomacy itu adalah untuk meminta keduanya menahan diri. Di saat yang sama, Indonesia dan ASEAN perlu menawarkan hadirnya observer, yang bisa jadi melibatkan pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara ASEAN, untuk memastikan eskalasi konflik tidak berkembang," ujarnya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |