Perang India-Pakistan Ancam Ekspor CPO Indonesia, Petani Terpukul

3 hours ago 1

loading...

Ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah Indonesia diperkirakan bisa terdampak perang India dan Pakistan yang semakin memanas. Foto/Dok

JAKARTA - Ekspor Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah Indonesia diperkirakan bisa terdampak perang India dan Pakistan yang semakin memanas. Alasan, karena kedua negara merupakan pasar yang sangat penting bagi ekspor CPO Indonesia.

"Perang India dan Pakistan akan mempersulit atau bahkan mengurangi ekspor CPO ke kedua negara. Padahal kedua negara itu merupakan alternatif destinasi ekspor CPO selain Negara negara Eropa," jelas Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (14/5/2025).

Esther menambahkan, CPO adalah salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Karena itu, gangguan terhadap ekspor ke India dan Pakistan dapat berdampak langsung terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga: India-Pakistan Saling Serang, Bahlil Cemas Ekspor Indonesia Bakal Terdampak

"Padahal CPO adalah komoditas ekspor favorit Indonesia. Sehingga dampaknya ke neraca perdagangan Indonesia," lanjutnya.

Menurut Esther, dampak ekonomi ini tidak hanya dirasakan di tingkat makro, tetapi juga langsung menyentuh masyarakat, terutama petani kelapa sawit. Selain itu, Ia menyebutkan bahwa pendapatan negara dari sektor ekspor juga akan menurun seiring penurunan volume pengiriman CPO ke luar negeri.

"Dampak langsung ke petani CPO, ke pendapatan negara juga berkurang karena ekspor CPO turun," tutupnya.

Sementara itu, untuk meminimalisir dampaknya, Peneliti Senior Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan meminta, Pemerintah Indonesia agar menyiapkan langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan.

Penguatan pasar domestik dan diversifikasi pasar ekspor disebutnya menjadi langkah yang perlu dipertimbangkan pemerintah. Baca Juga: Kejar Target Swasembada Energi, Bahlil Lirik Kerja Sama EBT dengan India

"Pemerintah harus bisa menyiapkan diri dengan tetap mempertahankan kebijakan makro ekonomi yang prudent dan baik, serta bersikap lebih konservatif karena tantangannya makin besar. Jangan malah melakukan kebijakan-kebijakan yang blunder," sebut Deni.

(akr)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |