Abdel Fattah al-Sisi Sebut Zionis Adalah Musuh, Mungkihkan Mesir dan Israel Berperang?

2 hours ago 1

loading...

Mesir dan Israel kerap bersitegang dan kedua negara terancam untuk berperang. Foto/X/@afristats_polls

KAIRO - Serangan udara Israel di Qatar pekan lalu telah menambah ketegangan dengan Mesir . Kairo memandang pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin Hamas sebagai eskalasi yang mengkhawatirkan dan berpotensi menempatkannya di garis tembak Tel Aviv.

Mesir dilaporkan memperingatkan dalam pertukaran dengan AS bahwa jika Israel menyerang para pemimpin Hamas di wilayahnya, "gerbang neraka" akan terbuka. Mesir kemudian memutuskan untuk mengurangi koordinasi keamanan dengan Tel Aviv.

Bahkan sebelum serangan Israel di Doha, ketegangan meningkat antara Kairo dan Tel Aviv, yang menimbulkan spekulasi tentang arah hubungan mereka di masa depan. Kedua ibu kota terikat oleh kesepakatan damai yang rapuh yang ditandatangani pada tahun 1979, setelah empat perang di antara mereka.

Hampir 45 tahun kemudian, kesepakatan tersebut masih belum diterima publik maupun belum terintegrasi secara ekonomi. Perkembangan dalam beberapa bulan terakhir telah memicu perdebatan lebih lanjut tentang kemampuan perjanjian tersebut untuk bertahan.

Abdel Fattah al-Sisi Sebut Zionis Adalah Musuh, Mungkihkan Mesir dan Israel Berperang?

1. Tidak Suka dengan Kebijakan

Mesir baru-baru ini meningkatkan kritiknya terhadap perang Israel di Gaza, mengecam pembatasan yang diberlakukan tentara Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina yang porak-poranda akibat perang. Mesir juga telah berulang kali memperingatkan tentang konsekuensi dari pengusiran penduduk Gaza ke selatan di dekat perbatasan Mesir.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang menggambarkan perang Israel di Gaza sebagai "genosida sistematis", mengatakan negaranya tidak akan menjadi pintu gerbang bagi pengungsian penduduk wilayah tersebut.

Kemarahan Kairo jelas berdampak di Tel Aviv, dengan Israel mengancam akan membekukan kesepakatan gas bernilai miliaran dolar dengan Mesir. Perjanjian tersebut, yang diperkirakan bernilai USD35 miliar, akan menjembatani kesenjangan yang menganga antara produksi dan konsumsi gas alam Mesir.

Baca Juga: 6 Negara yang Diserang Israel sebagai Upaya Mewujudkan Greater Israel

2. Israel Mengusung Israel Raya

Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Mesir memenjarakan warga Palestina di Gaza setelah Kairo menegaskan bahwa pemindahan paksa massal merupakan garis merah.

"Ketegangan telah meningkat antara kedua belah pihak selama beberapa waktu, yang berpotensi memengaruhi keamanan dan stabilitas regional," ujar peneliti politik Mesir, Mohamed Rabie al-Dehi, kepada The New Arab.

"Perang brutal Israel di Gaza dan pernyataan Netanyahu tentang apa yang dikenal sebagai visi Israel Raya, semuanya memicu kemarahan di Mesir."

3. Marah dengan Pengusiran Warga Gaza oleh Israel

Kemarahan Mesir berakar pada rencana Israel untuk menggusur penduduk Gaza, sebuah gagasan yang pertama kali dilontarkan pada awal perang oleh beberapa politisi Israel, dan sekarang menjadi kebijakan negara yang didukung oleh pemerintahan Trump.

Tentara Israel kini memaksa ratusan ribu orang meninggalkan Kota Gaza dan menuju selatan menuju zona kemanusiaan di dekat perbatasan Mesir, tempat ratusan ribu warga Palestina lainnya telah mengungsi.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |