loading...
Model bisnis Third Party Operator (TPO) diprediksi akan terus berkembang di industri perhotelan Indonesia. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Model bisnis Third Party Operator (TPO) diprediksi akan terus berkembang di industri perhotelan Indonesia. Skema ini memungkinkan operator pihak ketiga mengelola hotel dengan standar brand internasional, tanpa harus dimiliki langsung oleh jaringan hotel tersebut. Tren ini telah lebih dulu berkembang di Amerika, Eropa, dan Australia, dan kini mulai mendapat tempat di pasar domestik.
CEO Topotels Hotels & Resorts, Yonto Wongso, mengatakan, pergeseran strategi dari brand hotel global yang semakin gencar menjual lisensi melalui sistem waralaba membuka peluang bagi TPO untuk mengisi peran pengelola operasional. “Mereka menjual brand kepada investor, tetapi tidak mengelola langsung. Mereka butuh pihak ketiga untuk menjaga standar operasional, dan di sinilah peran kami,” ujarnya.
Topotels yang memasuki usia 13 tahun memosisikan diri sebagai pionir TPO di Indonesia, menawarkan layanan manajemen penuh kepada pemilik hotel. Mulai perancangan konsep, penyediaan fasilitas, hingga pengelolaan operasional sehari-hari seperti prosedur operasional standar, laporan keuangan, strategi pemasaran, pelatihan karyawan, hingga peningkatan kualitas layanan. Model ini dinilai lebih fleksibel bagi investor yang ingin membangun bisnis perhotelan tanpa harus terlibat langsung dalam pengelolaannya.
Menurut Yonto, tren TPO akan terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan hotel-hotel berstandar internasional yang tetap efisien dalam pengelolaannya. “Kami sudah menjalin kerja sama dengan Wyndham dan berkomunikasi dengan beberapa brand lain seperti Accor dan Best Western. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap operator pihak ketiga semakin kuat,” katanya.
Dengan pengalaman sebagai regional operator, Topotels kini semakin dipercaya oleh brand-brand internasional untuk menangani operasional hotel di Indonesia. Yonto optimistis bahwa konsep TPO akan menjadi standar baru dalam industri hospitality Tanah Air, terutama di tengah perubahan preferensi investor yang mengutamakan efisiensi dan kualitas layanan.
(fjo)