loading...
Tren KaburAjaDulu sedang melanda Indonesia karena kondisi ekonomi yang sulit. Tren serupa juga pernah melanda Venezuela, negara kaya minyak tapi miskin. Foto/New York Times
JAKARTA - Fenomena tanda pagar (tagar) #KaburAjaDulu sedang menggema di dunia maya Indonesia.
Tren ini dianggap sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri sehingga memilih mencari kehidupan di luar negeri.
Fenomena ini juga pernah terjadi di Venezuela dengan latar belakang hampir sama, yakni kesulitan ekonomi.
Pada 2017, Venezuela dilanda hiperinflasi. Masyarakatnya frustrasi karena mata uang Bolivar Venezuela (VES) tak bernilai. Mereka bahkan menjadikan uang kertas sebagai aneka kerajinan tangan untuk dijual di jalan-jalan demi memperoleh dolar Amerika Serikat dari para turis.
Krisis politik juga memicu tren warga Venezuela melarikan diri ke luar negeri. Empat tujuan pelarian diri adalah Kolombia, Peru, Ekuador, dan Chile.
Venezuela, Negara Pemilik Minyak Terbesar di DUnia tapi Miskin
Ketika dilanda hiperinflasi pada 2017, Venezuela begitu menderita. Rak-rak toko yang kosong dan rumah sakit yang kekurangan obat-obatan telah membuat rakyatnya putus asa.
Sistem ekonominya sebenarnya bertujuan membebaskan rakyat Venezuela dari kemiskinan. Namun, korupsi di lingkungan pemerintahan membuat rakyat kelaparan.
Subsidi pangan, akses pendidikan tinggi, dan akses ke layanan kesehatan disebut-sebut oleh pemimpin lama Venzuela Hugo Chavez sebagai bukti bahwa revolusi sosialisnya berhasil.
Namun, masa jabatan Chavez dari tahun 1998 hingga 2013 juga memicu dua perkembangan yang menjadi akar krisis ekonomi Venezuela pada 2017: perampasan industri minyak atas nama nasionalisasi dan perluasan barang-barang impor.
Nicolas Maduro, penggantinya yang dipilih sendiri, melanjutkan tren tersebut saat dia menjabat sebagai presiden pada tahun 2013. Maduro masih berkuasa hingga sekarang.