loading...
Salah satu saksi ahli media sosial yang dihadirkan dalam persidangan MKD DPR adalah Ismail Fahmi. Foto/Tangkapan layar
JAKARTA - Mahkamah Kehormatan Dewan ( MKD ) DPR menggelar “Sidang Bersama Permintaan Keterangan Saksi dan Pendapat Ahli” terkait rentetan insiden pasca Sidang Tahunan MPR pada 15 Agustus 2025 yang menyeret beberapa nama anggota DPR seperti Ahmad Sahroni, Adies Kadir, Uya Kuya, Eko Patrio, dan Nafa Urbach. Salah satu saksi ahli media sosial yang dihadirkan dalam persidangan adalah Ismail Fahmi.
Ismail melihat adanya pergeseran narasi yang diduga terjadi secara terstruktur, untuk berdemo di DPR dan melampiaskan amarah kepada beberapa pihak. “Yang kami analisis adalah, kami menemukan pada tanggal 10 Agustus, memang akan ada demo buruh di tanggal 25 (Agustus). Namun saya perhatikan tanggal 14 mulai ada di TikTok, Instagram, Twitter, arahan-arahan tertentu. Saya lihat ini kok bukan dari buruh ya? Biasanya mulai diarahkan ke DPR,” ujar Ismail Fahmi dalam persidangan MKD DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Baca juga: Sidang Etik Sahroni Cs, MKD DPR Minta Keterangan 5 Orang Saksi dan Ahli
Dia juga menyebut tren narasi demo DPR melonjak pesat dalam kurun waktu beberapa hari selanjutnya, tepatnya mulai 19 Agustus hingga 25 Agustus 2025. “Jadi saya lihat memang ada penggiringan opini dari awal yang sudah diciptakan. Oleh akun siapa? Ya tadi, oleh akun-akun anonim juga memang, gitu. Dan ini seperti memanfaatkan momen,” kata Founder Drone Emprit ini.
Baca juga: Ahli Strategi AI Lihat Penjarahan Rumah Sahroni hingga Uya Kuya Akibat dari Disinformasi
Maka ke depan, Ismail Fahmi berharap lembaga negara bisa lebih memperhatikan isu-isu liar yang berkembang di media sosial. “Ini yang harus kita perhatikan ke depan, ketika ada sebuah isu yang kita rasa tidak pas, kita harus segera klarifikasi,” pungkasnya.
(rca)































