Second-Tier Cities Jadi Peluang bagi Investor Perhotelan

8 hours ago 3

loading...

Industri hospitality di Indonesia kian getol ekspansi ke berbagai kabupaten/kota kategori second-tier cities. FOTO/Armydian K

JAKARTA - Dalam upaya memperluas jaringan perhotelan , industri hospitality di Indonesia kian getol ekspansi ke berbagai kabupaten/kota kategori second-tier cities.

Baca Juga

Digitalisasi Mendukung Administrasi Industri Perhotelan yang Efisien dan Responsif

Wilayah ini dinilai lebih menarik bagi investor dibanding kota besar. Menurut CEO Topotel Hotels and Resorts Yonto Wongso, di second-tier cities, kompetisi lebih rendah, biaya pembangunan lebih murah, dan operasional lebih efisien. ”Dengan faktor-faktor tersebut, investasi perhotelan di daerah berkembang ini lebih menjanjikan,” katanya.

Dalam menentukan lokasi, Topotels tetap melakukan analisis menyeluruh terhadap potensi wisata, daya beli masyarakat, infrastruktur, hingga akses penerbangan. "Kami tidak hanya melihat tren pasar, tetapi juga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang," tambah Yonto.

Baca Juga

 Yang Bilang Indonesia Gelap Siapa?

Saat ini, Topotels tengah menyiapkan sejumlah proyek strategis di Indonesia. Tahun ini, beberapa hotel baru dijadwalkan beroperasi, termasuk Ayola Signature di Batam (90 kamar), vila dan suite mewah di Ubud, Bali, serta akuisisi hotel di Tondano yang memiliki fasilitas onsen. Di Cisarua, Bogor, Topotels juga membangun 30 vila mewah di lahan 7 hektare.

Ekspansi juga menyasar Malaysia. Salah satu proyek yang tengah dirancang adalah Monopoly Hotel di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, yang akan dikembangkan dengan konsep baru. Sementara itu, di kawasan Semporna, Topotels membangun Wyndham Eco Resort dengan 180 unit cottage di atas laut, yang nantinya bisa berkembang hingga 800 unit. Semporna dikenal dengan lautnya yang jernih dan menjadi destinasi favorit wisatawan, terutama dari China.

(fjo)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |