Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali

9 hours ago 7

loading...

Satelit Cosmos 2553 Rusia yang diduga terhubung dengan program senjata nuklir anti-satelit telah berputar di luar kendali. Foto/Ilustrasi Mail Online

WASHINGTON - Satelit rahasia Rusia di luar angkasa yang diyakini para pejabat Amerika Serikat (AS) terhubung dengan program senjata nuklir anti-satelit telah berputar tak terkendali.

Menurut analis Amerika, hal itu menunjukkan bahwa satelit tersebut mungkin tidak lagi berfungsi dalam apa yang bisa menjadi kemunduran bagi upaya pengerahan senjata ke luar angkasa oleh Moskow.

Satelit Cosmos 2553, yang diluncurkan Rusia beberapa minggu sebelum menginvasi Ukraina pada tahun 2022, telah mengalami beberapa kali putaran yang tampaknya tidak wajar selama setahun terakhir, menurut data radar Doppler dari perusahaan pelacak luar angkasa LeoLabs dan data optik dari Slingshot Aerospace, yang dibagikan kepada Reuters.

Diyakini sebagai satelit radar untuk intelijen Rusia sekaligus platform pengujian radiasi, satelit tersebut tahun lalu menjadi pusat tuduhan AS bahwa Rusia selama bertahun-tahun telah mengembangkan senjata nuklir yang mampu menghancurkan seluruh jaringan satelit, seperti sistem internet Starlink milik SpaceX yang digunakan oleh pasukan Ukraina.

Pejabat AS menilai tujuan satelit Cosmos 2553, meskipun bukan senjata itu sendiri, adalah untuk membantu pengembangan senjata nuklir anti-satelit Rusia.

Rusia membantah sedang mengembangkan senjata semacam itu dan mengatakan Cosmos 2553 adalah untuk tujuan penelitian.

Selama beberapa dekade, Rusia telah terkunci dalam perlombaan keamanan di luar angkasa dengan AS yang, dalam beberapa tahun terakhir, telah meningkat dan menyusup ke pandangan publik karena orbit Bumi menjadi titik panas bagi persaingan sektor swasta dan teknologi militer yang membantu pasukan darat.

Satelit Cosmos 2553 telah berada di orbit yang relatif terisolasi sekitar 2.000 km di atas Bumi, diparkir di titik panas radiasi kosmik yang biasanya dihindari oleh satelit komunikasi atau satelit pengamat Bumi.

Pada bulan November, LeoLabs mendeteksi apa yang tampak sebagai gerakan yang tidak wajar pada satelit tersebut menggunakan pengukuran radar Doppler dari jaringan stasiun bumi globalnya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |