Penulisan Sejarah Nasional dan Integrasi Bangsa

9 hours ago 6

loading...

Abdul Haris Fatgehipon. Foto/Istimewa

Abdul Haris Fatgehipon
Guru Besar Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNJ

TIDAK semua negara di dunia memiliki sejarah yang gemilang. Australia memiliki sejarah yang kelam, bangsa pendatang Eropa melakukan genosida terhadap pribumi Aborigin. Begitu juga bangsa pendatang Eropa di Amerika Serikat, melakukan genosida terhadap suku Indian.

Sejarah nasional Australia dan Amerika Serikat tidak menulis genosida yang pernah mereka lakukan terhadap pribumi. Bahkan, orang Eropa, Amerika dan Australia, selalu memposisikan mereka sebagai white supremacy and white savior, ras tertinggi yang menjadi penolong ras yang lain.

Saat saya kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), banyak berteman dengan mahasiswa asal Jepang. Salah satu sahabat saya bernama Nakasima Kenta, mahasiswa dari Universitas Nagoya, yang menjadi mahasiswa tamu di Program Studi Ketahanan Nasional UGM. Nakasima mengatakan dirinya mengetahui Jepang menjajah Indonesia setelah berada di Indonesia.

Baca Juga: PDIP Minta Pemerintah Hentikan Proyek Penulisan Ulang Sejarah

Kurikulum pendidikan di Jepang tidak mengajarkan Jepang sebagi bangsa penjajah, sebaliknya mengajarkan Jepang sebagai bangsa yang heroik, memiliki peradaban masa lalu yang tinggi. Pelajar di Jepang diajarkan Jepang kalah dari Amerika Serikat dalam Perang Dunia II, akibat bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki. Pembelajaran sejarah ini membentuk karakter generasi muda Jepang untuk memiliki nasionalisme yang tinggi agar dapat mengalahkan bangsa besar seperti Amerika Serikat.

Bangsa Jepang tidak tenggelam dalam kesedihan yang panjang selepas kekalahan dalam Perang Dunia II. Mereka bangkit mengembangkan sumber daya manusia. Generasi muda Jepang disekolahkan di berbagai perguruan tinggi luar negeri. Hasilnya mulai tampak pada tahun 1980-an, Jepang berhasil memasarkan produk otomotifnya di Pasar Amerika Serikat. Mobil-mobil Jepang merajai pasar otomotif Amerika Serikat. Penulis sejarah di Jepang membangitkan rasa percaya diri bangsa Jepang yang terpuruk setelah kalah Perang Dunia II untuk bangkit berperang dengan Amerika dalam perang dagang.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |