loading...
Pramono Anung-Rano Karno berfoto bersama Gubernur DKI Jakarta Periode 2007-2012 Fauzi Bowo (kiri) di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2024). Foto/Dok SindoNews
JAKARTA - Dua tokoh Betawi yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional akan diulas di artikel ini. Satu di antaranya diabadikan namanya sebagai nama jalan utama di Jakarta.
Jelang HUT ke-498 Jakarta yang jatuh pada 22 Juni 2025, SindoNews akan mengulas beberapa tokoh Betawi yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Diketahui, Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Sedikitnya ada dua tokoh Betawi yang mendapat gelar tersebut. Siapa saja? Berikut ini profil singkatnya.
1. MH Thamrin
Mohammad Husni Thamrin atau Mohammad Hoesni Thamrin (MH Thamrin) tentu tak asing lagi bagi warga Jakarta, apalagi yang sering melintas di jalan utama kawasan Jakarta Pusat, yakni Jalan MH Thamrin. Seperti apa sosoknya?
MH Thamrin merupakan seorang pemikir politik dan nasionalis Indonesia berdarah campuran Eurasia-Betawi yang memperjuangkan kemerdekaan koloni Belanda di Hindia Belanda. MH Thamrun lahir pada 16 Februari 1894. MH Tharim pernah menjabat Wakil Wali Kota Batavia. Terpilihnya MH Thamrin sebagai Wakil Wali Kota Batavia dipicu insiden Gemeenteraad yang menyangkut pengisi lowongan jabatan Wakil Wali Kota Batavia pada tahun 1929.
Baca Juga: Simbol Jakarta dan Betawi, Ukuran Patung MH Thamrin dan Jenderal Sudirman Disamakan
Kala itu, pemerintah kolonial Belanda memberikan lowongan jabatan kepada orang Belanda tidak berpengalaman daripada orang pribumi/Betawi yang jauh lebih pantas. Dikutip dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia, Jakarta, Kawan Pustaka, penulis Ajisaka, Arya; Damayanti, Dewi (2010), tindakan pemerintah kolonial tersebut mendapat reaksi keras dari fraksi nasional. Mereka mengambil langkah tegas melakukan pemogokan.
Usaha mereka berhasil dan akhirnya MH Thamrin diangkat sebagai Wakil Wali Kota Batavia. Dua tahun sebelum insiden Gemeenteraad, MH Thamrin sebenarnya telah melangkah ke medan perjuangan yang lebih berat karena putra Betawi itu ditunjuk sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Hindia Belanda mewakili kelompok Inlanders (pribumi).