Menguak Dimensi Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Piala Presiden 2025

10 hours ago 8

loading...

Piala Presiden 2025 sekali lagi menegaskan statusnya sebagai magnet yang mampu menyedot perhatian jutaan pasang mata, dari Sabang sampai Merauke / Foto: Tangkapan layer Port FC Official IG (@portfc_official)

Piala Presiden 2025 sekali lagi menegaskan statusnya sebagai magnet yang mampu menyedot perhatian jutaan pasang mata, dari Sabang sampai Merauke. Lebih dari sekadar ajang turnamen pramusim, ini adalah pesta yang ditunggu-tunggu, tempat kegembiraan, ketegangan, dan kebersamaan melebur jadi satu.

Piala Presiden 2025 telah lama menjadi ajang yang sangat dekat dengan hati masyarakat. Berbeda dengan kompetisi liga yang terkadang terasa eksklusif dengan dinamika jangka panjang. Turnamen pramusim edisi ketujuh ini hadir dengan format yang lebih cepat, padat, dan penuh kejutan.

Sistem gugur dan fase grup yang intens membuat setiap pertandingan terasa seperti final, memacu adrenalin penonton dari menit pertama hingga peluit akhir. Inilah yang membuat Piala Presiden 2025 menjadi hiburan rakyat sejati. Turnamen ini bisa dikatakan menjadi platform bagi masyarakat untuk berkumpul, bersosialisasi, dan melampiaskan gairah mereka terhadap sepak bola.

Baca Juga: Port FC Juara Piala Presiden 2025, Pelatih Beri Libur 2 Hari

Ini bisa dilihat saat penggemar memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), untuk menyaksikan laga Liga Indonesia All Star vs Oxford United, Minggu (6/7/2025) malam WIB. Pada pertandingan yang berakhir 6-3 untuk kemenangan tim Ole Romeny dkk, sebanyak 41.026 suporter hadir. Ini membuktikan bahwa sepak bola telah lama melampaui batas sebagai sekadar olahraga, ia menjelma menjadi sebuah fenomena sosial dan budaya, sebuah hiburan rakyat yang mengakar kuat di berbagai belahan dunia.

Menguak Dimensi Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Piala Presiden 2025

Foto: Aldhi Chandra Setiawan (iNews Media Group)

Para ahli dan sosiolog dari luar negeri telah banyak menyoroti dimensi ini, mengungkap bagaimana sepak bola menjadi cermin masyarakat, alat pemersatu, bahkan arena perjuangan. Banyak akademisi memandang sepak bola sebagai ritual modern. Menurut sosiolog Pierre Bourdieu, sepak bola bukan hanya permainan, tetapi juga sebuah praktik sosial yang menghasilkan identitas kelompok dan bentuk-bentuk identifikasi massal.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |