Lebih dari 100 Bayi Prematur di Gaza Terancam Tewas karena Rumah Sakit Kehabisan Bahan Bakar

11 hours ago 3

loading...

Bayi prematur terancam tewas di Gaza. Foto/aljazeera

GAZA - Dua rumah sakit terbesar di Gaza mengeluarkan permohonan bantuan yang mendesak. Mereka memperingatkan kekurangan bahan bakar akibat pengepungan Israel dapat segera mengubah pusat-pusat medis tersebut menjadi "kuburan sunyi".

Peringatan dari Rumah Sakit al-Shifa di utara Kota Gaza dan Rumah Sakit Nasser di selatan Khan Younis datang pada hari Rabu (9/7/2025), ketika pasukan Israel terus membombardir daerah kantong Palestina tersebut, menewaskan 74 orang.

Muhammad Abu Salmiyah, direktur Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas terbesar di Gaza, mengatakan kepada wartawan bahwa nyawa lebih dari 100 bayi prematur dan sekitar 350 pasien dialisis terancam.

"Stasiun oksigen akan berhenti beroperasi. Rumah sakit tanpa oksigen bukan lagi rumah sakit. Laboratorium dan bank darah akan tutup, dan unit darah di lemari es akan rusak," ujar Salmiyah.

"Rumah sakit tidak akan lagi menjadi tempat penyembuhan dan akan menjadi kuburan bagi mereka yang berada di dalamnya," ujar dia.

Abu Salmiyah kemudian menuduh Israel "memberikan sedikit demi sedikit" bahan bakar ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza, dan mengatakan departemen dialisis al-Shifa telah ditutup untuk menghemat daya bagi unit perawatan intensif dan ruang operasi, yang tidak dapat hidup tanpa listrik bahkan untuk beberapa menit saja.

Jam-jam Terakhir

Di Khan Younis, Kompleks Medis Nasser menyatakan mereka juga telah memasuki "jam-jam krusial dan terakhir" karena kekurangan bahan bakar.

"Dengan penghitung bahan bakar yang hampir nol, para dokter telah memasuki pertempuran untuk menyelamatkan nyawa dalam perlombaan melawan waktu, kematian, dan kegelapan," ujar pihak rumah sakit.

Dia menjelaskan, "Tim medis berjuang sampai napas terakhir. Mereka hanya memiliki hati nurani dan harapan pada mereka yang mendengar panggilan – selamatkan Kompleks Medis Nasser sebelum berubah menjadi kuburan sunyi bagi pasien yang sebenarnya bisa diselamatkan."

Mohammed Sakr, juru bicara rumah sakit, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa fasilitas tersebut membutuhkan 4.500 liter (1.189 galon) bahan bakar per hari untuk beroperasi, tetapi sekarang hanya memiliki 3.000 liter (790 galon) – cukup untuk bertahan 24 jam.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |