Kunjungi Fuel Terminal Medan, Tenaga Ahli Menteri ESDM Fokus Kualitas dan Kuantitas BBM

13 hours ago 5

loading...

Satya Hangga Yudha Widya Putra (jaket coklat) saat kunjungan kerja ke Fuel Terminal Medan Group, Medan, Sumatera Utara, Selasa (15/7/2025). Foto/Dok. SindoNews

MEDAN - Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) Bidang Komersialisasi dan Transportasi Minyak dan Gas Bumi Satya Hangga Yudha Widya Putra berkunjung ke Fuel Terminal Medan Group, Selasa (15/7/2025). Kunjungan ke salah satu terminal terbesar di Regional Sumbagut ini bertujuan meninjau dan mengevaluasi kondisi lapangan terkait tata kelola minyak mentah, serta memastikan kualitas dan kuantitas bahan bakar minyak (BBM) terjaga hingga ke tangan konsumen.

Satya Hangga Yudha menyampaikan apresiasi atas sambutan dari jajaran manajemen Pertamina Patra Niaga Sumbagut, termasuk Group Head Operation Sumbagut Teddy Bariadi. Ia menekankan kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian ESDM memahami secara langsung operasional end-to-end dalam rantai pasok energi. "Kami ingin meninjau dan mengevaluasi kondisi di lapangan seperti apa," katanya. Baca juga: Tenaga Ahli Menteri ESDM Kunjungi Terminal BBM Ujung Berung, Pastikan Pasokan Energi Stabil

Ia menyoroti isu-isu yang sedang hangat, seperti tata kelola minyak mentah dan LPG, yang masih menjadi tantangan berkelanjutan. Pentingnya Fuel Terminal Medan sebagai penyuplai lima provinsi dengan lebih dari 33,51 juta penduduk, serta menjangkau 4.020 pulau, menjadi alasan utama pemilihan lokasi kunjungan ini.

Satya juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait ketergantungan Indonesia pada impor minyak. "Di Indonesia kita mengimpor lebih banyak daripada produksi, kita mengimpor 1 juta dan dari 1 juta kita impor 750 ribu dalam bentuk BBM jadi," jelasnya.

Ia menegaskan perlunya menjaga kualitas dan kuantitas BBM, apapun jenisnya, dari hulu hingga ke konsumen.
Satya menyoroti permasalahan kualitas BBM, di mana kadang-kadang hasilnya off-spec, bahkan memerlukan pengiriman sampel ke lab Migas yang memakan waktu 1-2 hari. "Minyak yang diterima luar pipa itu dirusak masyarakat yang bisa menimbulkan kebakaran, ada juga yang kadar oksigen tinggi yang menjadi salah satu tantangan," imbuhnya.

Fokus utama adalah kuantitas dan kualitas BBM yang bisa mencapai konsumen dengan harga terjangkau, serta memastikan subsidi BBM (solar dan pertalite) dan LPG tepat sasaran. "Kementerian ESDM kami bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk bisa memonitor siapa saja yang bisa mendapatkan subsidi," tuturnya.

Group Head Operation Sumbagut Teddy Bariadi mengatakan, Regional Sumbagut membawahi 5 provinsi dengan 33,51 juta penduduk dan 4.020 pulau. Terdapat 19 depot di wilayah tersebut, memastikan skenario pasokan aman terjaga.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |