Kalah Perang, Belanda Akui Keunggulan dan Kehebatan Kerajaan Bone

4 hours ago 2

loading...

Belanda terpaksa mengakui keunggulan Kerajaan Bone saat berperang di wilayah sekitar Makassar. Foto/SindoNews

SEMARANG - Belanda terpaksa mengakui keunggulan Kerajaan Bone saat berperang di wilayah sekitar Makassar. Pertempuran yang terjadi pada Oktober 1824 ini pasukan Belanda membawa serdadu berkuda khusus dan membawa 173 buah meriam.

Dipimpin oleh Kapten Le Clerg, pasukan Belanda juga berkekuatan 7 orang opsir dan 10 serdadu berkuda. Pasukan ini berkedudukan di Bulu Seppong yang terletak kira-kira 24 kilometer dari Makassar.

Gerakan pasukan Belanda ini dihadang oleh pasukan-pasukan Bone, dan terjadilah pertempuran di antara keduanya. Dalam pertempuran ini pasukan Bone memperoleh kemenangan, sebagaimana dikisahkan dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesi" dikutip SindoNews, Kamis (27/2/2025).

Belanda meninggalkan beberapa orang tewas, sebaliknya pasukan Bone berhasil merampas dua pucuk meriam pasukan Belanda. Dengan kemenangannya itu, pasukan Bone menguasai jalan penting yang menghubungkan Makassar dan Maros yang terletak di sebelah utara Makassar.

Baca Juga

Berkuasanya Raja La Maddaremeng Hapus Perbudakan di Kerajaan Bone

Keadaan pasukan Bone memang sangat kuat dan mampu melakukan penyerangan-penyerangan yang sangat membahayakan. Kegiatannya untuk menghadapi Belanda tidak dihentikan, bahkan diperkuat.

Para penguasa yang diangkat oleh Belanda diusir dari daerah kekuasaannya seperti yang dilakukannya terhadap diri penguasa di Segeri. Pasukan-pasukan ekspedisi dikirimkannya ke daerah-daerah lainnya, dan mendekati pos-pos pasukan Belanda di sebelah selatan Bonthain, Bulukumba.

Baca Juga

Momen Belanda Kehilangan Dua Pucuk Meriam usai Kalah Perang dengan Kerajaan Bone

Sementara itu, daerah pengaruh kekuasaan Kerajaan Bone makin meluas, dan hampir meliputi seluruh Semenanjung Sulawesi Selatan. Dengan demikian, keadaan Belanda makin sulit dan terjepit. Situasi yang membahayakan ini mendorong Gubernur Jenderal untuk mengerahkan kekuatan militer yang masih ada padanya.

Pos-pos yang masih berada di dalam kekuasaannya diperkuat. Penyerangan terhadap pasukan Bone direncanakan jika musim hujan tiba kelak. Diawasinya jalan yang menghubungkan daerah-daerah Leong-Leong dan Semangi dengan Makassar, yakni dengan mendirikan tiga buah benteng yang diperkuat dengan pasukan-pasukan bantuan yang telah didatangkan. Demikian pula benteng Belanda di Maros yang dipimpin oleh Mayor van Coeshoors diperkuat dengan 253 serdadu.

(cip)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |