Iqbaal Ramadhan Sakit Usai Diet Ekstrem, Kenali Dampak Bahayanya Bagi Kesehatan

11 hours ago 5

loading...

Diet ekstrem tidak disarankan untuk jangka panjang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan serius. Foto/alodokter.com.

JAKARTA - Aktor dan penyanyi Iqbaal Ramadhan mengungkap kondisinya menurun setelah menjalani diet ketat demi totalitas dalam proses syuting film terbarunya. Pemeran utama film Mati Rasa itu bercerita bahwa ia melakukan diet ekstrem selama tiga bulan, dan kini sering terserang flu berat.

Menurut National Institute of Health, diet ketat merupakan pola makan yang sangat membatasi kalori atau kelompok makanan tertentu untuk menurunkan berat badan secara cepat. Cara ini sering menyebabkan asupan nutrisi tidak seimbang.

Baca juga: Diet Ketat, Iqbaal Ramadhan Jatuh Sakit

Meskipun dapat memberikan penurunan berat badan dalam waktu singkat, diet ekstrem tidak disarankan untuk jangka panjang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan serius seperti kekurangan nutrisi, batu empedu, hilangnya massa otot, hingga melambatnya metabolisme.

Agar program penurunan berat badan tetap aman, penting untuk memahami pola diet sehat yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, bukan sekadar mengikuti tren.

Baca juga: Jangan Asal Coba, Diet Ekstrem Bisa Berdampak Buruk

Berikut berbagai dampak buruk diet ketat bagi kesehatan yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/10/2025):

5 Dampak Buruk Diet Ekstrem Bagi Kesehatan

1. Malnutrisi

Diet ketat dapat memicu ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi mudah lelah, rambut rontok, dan rentan terhadap berbagai gangguan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi anemia hingga osteoporosis.

2. Imunitas Tubuh Melemah

Pembatasan makanan ekstrem dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral penting. Kekurangan nutrisi ini berdampak pada turunnya kemampuan sistem imun dalam melawan infeksi, sehingga tubuh lebih mudah sakit.

3. Gangguan Kadar Gula Darah

Asupan karbohidrat, lemak, protein, dan serat yang tidak terpenuhi dapat memicu fluktuasi kadar gula darah dan insulin. Diet ekstrem juga bisa membuat seseorang mengonsumsi makanan manis sebagai kompensasi energi, yang berujung pada rasa lapar berulang dan potensi risiko diabetes tipe 2.

4. Kehilangan Massa Otot dan Tulang

Pengurangan kalori drastis membuat tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi, sehingga massa otot ikut menyusut. Dalam kondisi parah, pengecilan otot jantung bisa terjadi dan memicu aritmia. Kekurangan protein juga memperlambat metabolisme dan memicu kenaikan berat badan kembali setelah diet berhenti.

5. Dehidrasi

Penurunan berat badan drastis pada dua minggu pertama diet ekstrem umumnya berasal dari hilangnya cairan tubuh, bukan lemak. Berkurangnya kadar glikogen yang berfungsi mengikat air menyebabkan tubuh kekurangan cairan dan mengalami dehidrasi. Dampaknya bisa berupa kram otot, sakit kepala, sembelit, hingga diare akibat penggunaan suplemen tertentu.

(nnz)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |