loading...
AS menjatuhkan sanksi kepada sejumlah perusahaan Thailand karena memasok barang eskpor sensitif ke Rusia. FOTO/AP
JAKARTA - Semakin banyak perusahaan di Thailand yang masuk ke dalam daftar sanksi Amerika Serikat (AS) karena menjual barang-barang sensitif ke Rusia. Barang-barang ini termasuk suku cadang mesin dan komputer yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer.
Pemerintah AS telah mengawasi dengan ketat negara-negara yang membantu Rusia mendapatkan barang-barang prioritas tinggi ini meskipun ada pembatasan ekspor yang ketat.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, AS telah menjatuhkan sanksi kepada tujuh perusahaan Thailand atas keterlibatan mereka dalam perdagangan ini. Perusahaan terakhir dijatuhi sanksi pada Desember 2023.
Melansir Regtechtimes, nilai total ekspor Thailand untuk barang-barang sensitif ini ke Rusia meroket dari USD8,3 juta pada 2022 menjadi hampir USD98,7 juta pada 2023 meningkat lebih dari 1.000%. Pada 2024, ekspor ini masih berada di atas USD90 juta.
Thailand pada awalnya tidak dilihat sebagai rute utama untuk pengiriman ini. Namun, para ahli mengatakan bahwa rantai pasokan beradaptasi dengan cepat terhadap pembatasan. Ketika satu rute diblokir, rute lain akan terbuka. Dalam hal ini, Thailand telah menjadi titik transit baru untuk barang-barang penting ini, yang sekarang mencapai Rusia melalui perusahaan-perusahaan Thailand.
Pemerintah AS telah menindak sejumlah perusahaan Thailand karena peran mereka dalam mengekspor barang-barang penggunaan ganda-barang-barang yang dapat digunakan untuk industri biasa dan keperluan militer. Barang-barang tersebut termasuk microchip, bantalan bola, dan komponen elektronik lainnya yang dibutuhkan Rusia untuk operasi militernya.
Salah satu perusahaan Thailand pertama yang menghadapi sanksi adalah NAL Solutions pada awal tahun 2024. Pemerintah AS menuduh perusahaan ini sebagai bagian dari jaringan yang memasok barang elektronik dan barang sensitif lainnya ke Rusia.
Lebih banyak perusahaan dijatuhi sanksi pada Oktober dan Desember 2023, termasuk Intracorp dan Siam Expert Trading. Beberapa dari perusahaan-perusahaan ini terkait dengan jaringan internasional yang lebih besar yang membantu Rusia menghindari sanksi.
Sebagian besar perusahaan Thailand yang dijatuhi sanksi menolak berkomentar atau tidak dapat dihubungi. Pemerintah Thailand juga tetap bungkam mengenai masalah ini, meskipun sudah berulang kali diminta untuk memberikan tanggapan. Sejauh ini, tidak ada tindakan signifikan yang diambil oleh pihak berwenang Thailand untuk mengatasi situasi ini.