Usai Lebaran ke Rumah Jokowi, Luhut Pandjaitan Bicara Agak Keras Sedikit soal Pengamat-pengamat

1 day ago 5

loading...

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan di rumah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Foto/Ary Wahyu Wibowo

JAKARTA - Presiden ke-7 RI Joko Widodo ( Jokowi ) terus kedatangan tamu saat momen Lebaran, Senin (31/3/2025). Selain masyarakat umum, sejumlah tokoh juga mulai berdatangan ke rumah di Gang Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu.

Salah satu tamu yang datang adalah Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut bersama istri, Devi Simatupang datang ke rumah Jokowi sekitar pukul 11.40 WIB.

Luhut selanjutnya dipersilakan masuk dan bertemu Jokowi di ruang tamu. Sekitar pukul 12.35 WIB pertemuan selesai. Sebelum meninggalkan rumah Jokowi, Luhut mengatakan setelah dari Presiden Prabowo Subianto, dirinya dan istri bersilaturahmi dengan Jokowi.

Sebab selama 10 tahun dirinya membantu Jokowi di pemerintahan. "Kita harus jujur mengakuinya bahwa sebagai manusia tentu ada kurangnya. Saya ke sini silaturahmi minta maaf, kalau ada kurang lebih kepada Pak Jokowi dan Ibu Iriana,” kata Luhut kepada para wartawan.

Dalam pertemuan itu, Luhut mengungkapkan bahwa Jokowi turut mencermati kondisi ekonomi dan berharap dan berdoa agar pemerintahan Prabowo sukses. Jokowi juga berpesan kepada dirinya sebagai ketua DEN.

Namun Luhut tidak menjelaskan secara detail mengenai pesan pesan ekonomi yang disampaikan Jokowi. Dalam kesempatan itu, Luhut menyampaikan bahwa semua memelihara budaya santun dan ramah tamahnya Indonesia.

"Demokrasi itu betul, tapi demokrasi itu jangan merusak budaya sopan santun kita berbahasa, berbicara. Tidak menghormati orang-orang yang sudah berkarya untuk negeri ini. Berburuk sangka dengan cepat,” ucapnya.

Luhut menegaskan bahwa dirinya menjadi pembantu Presiden Jokowi selama 10 tahun. Dirinya menjadi saksi hidup, tidak melihat Jokowi melakukan pelanggaran secara konstitusi.

"Saya harus katakan ini agak keras sedikit, karena menurut saya sudah ada terlalu banyak keluar koridor. Pengamat-pengamat yang tanpa data yang jelas memperkeruh. Itu mempersulit pemerintahan Presiden Prabowo," tuturnya.

Luhut berharap ada suasana kekompakan di pemerintahan Prabowo dan memberinya kesempatan untuk mengatur dan memimpin. "Tidak bisa juga bisa segera jadi,” imbuhnya.

Seperti makan bergizi gratis, kata dia, ada yang mengkritik sana sini. Menurut dia, program itu baru berjalan dan perlu waktu. Dari kajian yang dilakukan ahli kemiskinan, lanjutnya, makan bergizi gratis merupakan program yang baik sekali.

Semuanya diminta kompak karena masalah yang dihadapi bangsa Indonesia rumit dan kompleks. "Jadi kita jangan terus terpedo karya-karya bagus yang baru dimulai. Karya-karya bagus sebelum Pak Prabowo harus kita hormati juga," ucapnya.

(rca)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |