Ukraina Tolak Kehadiran Pasukan Perdamaian, Berikut Alasannya

8 hours ago 3

loading...

Ukraina tolak kehadiran pasukan perdamaian. Foto/X

MOSKOW - Pasukan penjaga perdamaian atau tentara dari negara lain yang dikerahkan ke Ukraina bukanlah prospek yang realistis. Itu diungkapkan Mikhail Podoliak, penasihat utama pemimpin negara itu Vladimir Zelensky.

Podoliak membuat pernyataan itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Polandia RMF beberapa hari setelah sejumlah pejabat tinggi Eropa berkumpul untuk pertemuan darurat di Paris. Menjelang acara tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dia "siap dan bersedia" untuk menempatkan pasukan negaranya di Ukraina untuk membantu mengamankan kesepakatan damai.

Namun, Podoliak menyatakan bahwa pengerahan pasukan penjaga perdamaian atau tentara asing "tampaknya bukan skenario yang sangat realistis untuk saat ini." Sebaliknya, ia menyarankan agar Eropa meningkatkan anggaran pertahanannya dan bersama Kiev "berfokus pada pengembangan senjata" dan melanjutkan dukungan "dengan cara ini."

Komentar tersebut muncul setelah pejabat Rusia dan Amerika bertemu di Arab Saudi pada hari Selasa untuk membahas negosiasi mendatang guna menyelesaikan krisis Ukraina. Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyuarakan niatnya untuk segera menyelesaikan konflik tersebut.

Setelah pembicaraan tersebut, diplomat utama Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan bahwa Moskow dengan tegas menolak pasukan NATO yang dikerahkan ke Ukraina. Kementerian Luar Negeri Rusia secara konsisten memperingatkan bahwa Moskow memandang setiap kontingen penjaga perdamaian Eropa di Ukraina sebagai langkah provokatif yang dapat semakin meningkatkan konflik.

Baca Juga: Rusia Tetap Jadi Pemenang, Ukraina Kalah Memalukan

Starmer dijadwalkan mengunjungi Washington minggu depan, di mana, menurut The Telegraph, ia akan menyampaikan kepada Donald Trump rencana untuk mengirim 30.000 tentara Eropa ke Ukraina dan akan mencoba untuk mendapatkan perlindungan Amerika untuk pengerahan tersebut. Zelensky mengklaim pada bulan Januari bahwa Ukraina mungkin memerlukan 200.000 tentara Eropa untuk menjamin kesepakatan damai.

Minggu lalu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengesampingkan pengerahan pasukan Amerika sebagai bagian dari jaminan keamanan potensial bagi Kiev.

Menurut Politico, Brussels sedang mempersiapkan paket bantuan militer setidaknya €6 miliar (USD6,2 miliar) untuk Kiev, yang akan mencakup 1,5 juta peluru artileri dan sistem pertahanan udara. Paket tersebut akan menjadi salah satu suntikan bantuan militer terbesar bagi UE sejak dimulainya operasi militer Rusia pada tahun 2022. Hal itu dapat diumumkan sebelum kunjungan para komisioner UE ke Kiev pada tanggal 24 Februari.

(ahm)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |