Trump Maki-maki Gubernur The Fed, Sebut Jerome Powell Tolol

8 hours ago 3

loading...

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan kritik pedas terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell. FOTO/AP

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan kritik pedas terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dalam unggahan di platform Truth Social, Kamis (9/5), Trump menyebut Powell sebagai "Orang Bodoh" setelah bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan.

Komentar Trump ini merupakan respons atas keputusan Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga pada kisaran 5,25%-5,5% dalam pertemuan Rabu (8/5). Powell menyatakan The Fed masih memantau dampak kebijakan perdagangan Trump terhadap ekonomi sebelum memutuskan perubahan suku bunga.

Baca Juga: Trump Bantah Ngajak Baikan dengan China, Tarif Tetap Digenjot 145%

Trump telah berulang kali mendesak The Fed menurunkan suku bunga, menyebut kebijakan Powell menghambat pertumbuhan ekonomi AS. Dalam konferensi pers terkait kesepakatan dagang baru dengan Inggris, Kamis (9/5), Trump kembali membandingkan The Fed dengan bank sentral lain.

"Bank of England memangkas suku bunga, China juga memangkas, semua negara melakukannya kecuali Powell. Ini memalukan," ujar Trump dikutip dari Investopedia, Jumat (9/5). "Dia selalu terlambat bertindak. Untungnya, ekonomi AS masih kuat."

Tak cukup sampai di situ, Trump menulis di Truth Social dengan nada lebih keras: "Jerome Powell Adalah Orang Tolol Yang Tidak Punya Arah!"

Ini bukan pertama kali Trump menyerang Powell. Sejak menunjuknya sebagai Ketua The Fed pada 2018, Trump kerap menyalahkan Powell atas kebijakan moneter yang dinilai tidak mendukung agenda ekonominya.

Baca Juga: Ini Respons Donald Trump usai Gambarnya sebagai Paus Picu Kemarahan Katolik

Meski begitu, Trump menyatakan tidak berencana memecat Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada 2026. Namun, ancaman pemecatan sebelumnya sempat memicu kekhawatiran di kalangan investor atas independensi The Fed.

Kritik terbuka Trump terhadap Powell dinilai sebagai upaya menekan bank sentral agar mengikuti kepentingan politik. Padahal, The Fed seharusnya independen dalam mengambil keputusan moneter. "Serangan Trump berisiko merusak kredibilitas The Fed di mata pasar," kata Paul Ashworth, Kepala Ekonom Capital Economics.

(nng)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |