Transformasi Perkebunan, BPDP Dorong Nilai Tambah Sawit, Kelapa, dan Kakao

16 hours ago 5

loading...

Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menegaskan komitmennya dalam memperkuat hilirisasi industri sawit, kelapa, dan kakao sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Foto/Dok

JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menegaskan komitmennya dalam memperkuat hilirisasi industri sawit , kelapa, dan kakao sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.Hal ini disampaikan Direktur Penyaluran Dana Sektor Hilir BPDP, Mohammad Alfansyah dalam ajang Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Alfansyah menjelaskan, strategi BPDP dalam pengelolaan dana perkebunan dimulai sejak 2015 dengan menekankan pada penguatan permintaan domestik, khususnya di sektor kelapa sawit. Hal ini terbukti mampu menjaga stabilitas harga dan memberikan manfaat langsung bagi petani.

“Sejak awal, strategi kami adalah menciptakan permintaan di dalam negeri agar petani tetap memperoleh harga yang kompetitif. Kini, harga yang diterima petani sawit terus mencatatkan rekor hampir setiap bulan,” ujar Alfansyah dalam sesi bertema “Green Industrialization as the Engine of Indonesia’s Economic Sovereignty”.

Baca Juga: Danantara Bisa Dorong Hilirisasi Sektor Perkebunan

Ia menambahkan, pemanfaatan energi berbasis kelapa sawit kini telah menjadi penopang utama transisi energi nasional. Menurutnya, kontribusi sawit terhadap pengurangan penggunaan energi fosil sangat signifikan.

“Dengan menggunakan biodiesel berbasis sawit, kita berhasil menurunkan hingga 40 persen penggunaan energi fosil. Artinya, dalam setiap liter energi solar yang digunakan, 40 persennya berasal dari sawit. Ini bukan hanya soal energi, tapi juga soal kesejahteraan petani dan kedaulatan energi nasional,” tegasnya.

Namun, BPDP tidak berhenti hanya pada kelapa sawit. Lembaga ini kini memperluas mandatnya untuk juga mendorong pengembangan kelapa dan kakao.

Alfansyah menilai kedua komoditas tersebut memiliki potensi besar yang dapat digarap tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga masyarakat melalui skala usaha kecil dan menengah.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |