Tidak Harmonis dengan AS, Tapi China Biarkan Tesla Produksi Mobil di Shanghai

13 hours ago 5

loading...

Tidak Harmonis dengan...

Pabrik Giga Tesla di Shanghai China. FOTO/ Global Times

SHANGHAI - Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Tiongkok tidak bersahabat selama beberapa dekade. Sengketa perdagangan, masalah teknologi, sanksi, dan persaingan geopolitik telah membuat kedua negara adidaya ini terus-menerus berada dalam ketegangan.

Namun, dalam iklim politik yang tidak stabil ini, Tiongkok membuat keputusan yang tampaknya aneh sekitar tahun 2018, di mana negara yang mengendalikan perusahaan asing tiba-tiba memberi Tesla lampu hijau untuk membangun pabrik raksasa, Tesla Gigafactory Shanghai, tanpa harus berbagi kepemilikan dengan perusahaan lokal.

Keputusan ini tidak hanya tidak biasa, tetapi juga bertentangan dengan kebijakan umum Tiongkok yang mewajibkan kemitraan modal 50-50 bagi sebagian besar perusahaan otomotif asing. Jadi pertanyaannya adalah, mengapa Tiongkok memilih untuk membiarkan Tesla masuk begitu mudah?

Jawaban sederhananya adalah, karena Tiongkok akan mendapatkan keuntungan lebih dari sekadar pabrik mobil asing. Keputusan ini sangat strategis, berdasarkan kepentingan ekonomi, agenda teknologi, dan rencana jangka panjang Tiongkok di dunia otomotif listrik.

Tesla pada saat itu bukan sekadar produsen mobil, melainkan simbol teknologi kendaraan listrik tercanggih di dunia. Tiongkok melihat peluang untuk memanfaatkan kehadiran Tesla guna mempercepat industri kendaraan listrik domestik mereka, dan kini prediksi mereka terbukti benar.

1. Tiongkok ingin mempercepat perkembangan industri kendaraan listrik melalui spillover teknologi

Sekitar tahun 2018 ketika Tesla pertama kali memasuki Shanghai, industri kendaraan listrik Tiongkok berada dalam fase pertumbuhan tetapi belum mencapai kematangan teknologi. Mereka memiliki berbagai perusahaan seperti BYD, NIO, Xpeng, dan GAC Aion.

Namun, tingkat efisiensi baterai, motor listrik, sistem manajemen daya, dan otomatisasi pabrik masih tertinggal dari Tesla. Bagi Tiongkok, mengizinkan Tesla membangun pabrik tidak hanya membuka pintu bagi investasi asing, tetapi juga membuka pintu bagi paparan teknologi baru dari Barat.

Di dunia otomotif, kehadiran perusahaan global seringkali menghasilkan efek spillover teknologi yang pada akhirnya mendukung seluruh ekosistem industri. Misalnya, bakat lokal meningkat, vendor lokal menjadi lebih baik, standar kualitas menjadi lebih ketat, dan kompetensi keseluruhan ekosistem produksi berubah.

Ketika Tesla membangun pabrik di Shanghai, mereka harus melatih pekerja lokal, menggunakan pemasok lokal, dan beroperasi sesuai peraturan Tiongkok. Secara tidak langsung, industri kendaraan listrik Tiongkok mendapat kesempatan untuk mengamati dan belajar dari sistem Tesla yang sangat efisien dan otomatis.

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |