Survei Median: Mayoritas Publik Dukung Tagar #KaburAjaDulu, Ini Alasannya

5 hours ago 1

loading...

Median merilis hasil survei terbaru berbasis media sosial yang mengangkat isu-isu kontemporer, salah satunya tagar #KaburAjaDulu di berbagai platform digital. Foto: Dok SINDOnews

JAKARTA - Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terbaru berbasis media sosial yang mengangkat isu-isu kontemporer, salah satunya mengenai ramainya tagar #KaburAjaDulu di berbagai platform digital.

Dalam survei ini, Median menanyakan kepada responden mengenai tingkat pengetahuan mereka terhadap tagar tersebut. Hasilnya menunjukkan mayoritas publik atau sebanyak 85,7% responden menyatakan tahu adanya gerakan dan tagar #KaburAjaDulu. Sementara hanya 14,3% yang mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

Baca Juga

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Survei juga mengukur respons masyarakat terhadap tagar #KaburAjaDulu. Ketika ditanyakan mengenai sikap mereka terhadap gerakan tersebut, hasilnya mengungkapkan 53,7% publik menyatakan setuju dengan tagar #KaburAjaDulu, sementara 34,9% responden menyatakan tidak setuju.

Peneliti Senior Median Ade Irfan Abdurahman mengatakan, tingginya kesadaran publik terhadap gerakan ini menunjukkan isu tersebut mendapat perhatian luas di masyarakat.

“Hasil ini menunjukkan bahwa tagar #KaburAjaDulu bukan sekadar tren sesaat, tetapi mencerminkan reaksi publik terhadap situasi yang berkembang saat ini,” ujarnya saat menyampaikan rilis terbaru Median melalui Zoom, Selasa (25/2/2025).

Survei ini telah merekam beberapa alasan dari mereka yang setuju atau tidak setuju dengan tagar #KaburAja Dulu.

“Survei menunjukkan bahwa netizen terpecah dalam menyikapi tagar ini. Ada yang melihatnya sebagai cerminan dari sulitnya situasi politik dan hukum di Indonesia. Sementara yang lain menilainya sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab,” kata Ade Irfan.

Dari hasil survei, alasan setuju dengan tagar #KaburAjaDulu didominasi oleh opini bahwa lapangan kerja sulit (18,1%), diikuti ketidakpercayaan terhadap pemerintah dalam melindungi rakyat (16,9%), serta keyakinan bahwa menghindari risiko lebih baik (9,4%).

Sementara, 7,2% responden merasa ketidakadilan hukum menjadi alasan utama dan 5,8% menilai kehidupan semakin sulit.

“Sebaliknya, mereka yang tidak setuju dengan tagar ini umumnya beranggapan bahwa tidak ada yang menjamin hidup di luar negeri lebih baik (18,2%) dan bahwa kabur bukanlah solusi (10,5%). Ada pula yang menilai bahwa masalah di dalam negeri sebaiknya dihadapi bukan dihindari (6,1%), serta 4,6% yang menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi untuk berkembang,” ungkapnya.

Lembaga Survei Median mengadakan survei berbasis media sosial untuk menggali persepsi publik terkait dinamika politik yang berkembang dalam dua pekan terakhir. Survei ini menggunakan rancangan Non-Probability Sampling dengan kuesioner yang disebarkan melalui Google Form kepada pengguna aktif media sosial di rentang usia 17-60 tahun ke atas.

Pengumpulan data dilakukan dalam kurun waktu 21–22 Februari 2025, dengan jumlah responden yang berhasil dihimpun sebanyak 518 orang yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia.

(jon)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |