Sandera Israel Ini Terluka Parah usai Dibom Zionis 2 Kali di Gaza, Memohon Diselamatkan

4 hours ago 3

loading...

Seorang sandera Israel terluka parah di Gaza usai dibom militer Zionis 2 kali. Dia memohon untuk diselamatkan. Foto/Palestine Chronicle

GAZA - Seorang sandera Israel yang ditawan Hamas terluka parah setelah tempatnya ditawan dibom dua kali oleh militer Zionis.

Dalam sebuah video yang dirilis sayap militer Hamas Brigade al-Qassam, dia memohon untuk diselamatkan sembari mengecam Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

Sandera tersebut, yang hanya diidentifikasi sebagai "nomor 24" sudah dua kali menjadi korban pengeboman militer Zionis Israel sejak Israel melanggar gencatan senjata hampir dua bulan lalu. Pengeboman pertama nyaris merenggut nyawanya, namun diselamatkan Brigade al-Qassam.

Baca Juga: Langka, Pesawat Turki Kerjai Jet Tempur Israel saat Bombardir Suriah

Sambil menahan sakit akibat luka parah di wajah dan lengan kirinya, dia mengatakan bahwa hanya kesepakatan yang dinegosiasikan yang dapat membawa pulang para sandera. Dia juga mendesak warga Israel menggelar protes atas kelambanan pemerintah Netanyahu.

"Ini adalah jenis tekanan militer yang diklaim Netanyahu dan pemerintahannya akan membawa kita pulang," kata sandera tersebut, menggambarkan kondisinya saat ini sebagai hal yang mengerikan, seperti dikutip dari Palestine Chronicle, Minggu (4/5/2025).

Dia menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki akses terhadap pengobatan dan bahwa evakuasi ke rumah sakit bukanlah suatu pilihan.

Seminggu sebelumnya, Brigade al-Qassam telah merilis video lain yang memperlihatkan para milisinya berusaha menyelamatkan para sandera Israel selama pengeboman yang sedang berlangsung, meskipun video tersebut tidak menyertakan identitas para tawanan.

Dalam video terbaru, sandera tersebut menyebutkan seorang sandera lainnya bernama Bar, mendesak para milisi Brigade al-Qassam untuk mencari dan menolongnya.

Dia juga mempertanyakan bagaimana Israel dapat merayakan Hari Kemerdekaan-nya yang akan datang—sebuah referensi yang menunjukkan bahwa video tersebut direkam sebelum malam tanggal 30 April—sementara 59 sandera masih berada di Gaza.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |