Pemimpin Hizbullah Ancam Hadapi Israel di Lebanon Selatan

6 hours ago 2

loading...

Tentara Israel berpatroli di wilayah Lebanon selatan, seperti terlihat dari perbatasan Israel utara, pada 18 Februari 2025. Foto/Ayal Margolin/JINI/Xinhua

BEIRUT - Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem berjanji "menghadapi" Israel jika pendudukannya di Lebanon selatan berlanjut.

"Kami mematuhi perjanjian (gencatan senjata) sementara musuh melanggarnya... dan menyerang orang-orang yang jauh dari perbatasan dengan mobil sipil dan di rumah mereka," ujar Qassem kepada Al-Manar TV pada Minggu malam (9/3/2025).

"Jika pendudukan Israel berlanjut, itu harus dihadapi oleh tentara, rakyat, dan perlawanan, sementara beberapa menginginkan pembebasan melalui diplomasi," tegas dia.

"Perlawanan tidak akan berhenti dan tidak akan meninggalkan kemampuannya dalam menghadapi agresi dan pendudukan Israel," ujar pemimpin Hizbullah itu.

Qassem mengatakan "banyak detail berubah" setelah pembunuhan mantan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine.

"Kami menghadapi paparan keamanan yang telah ditangani, dan penyelidikan dilakukan untuk mengambil pelajaran dan meminta pertanggungjawaban mereka yang lalai," papar dia.

Nasrallah dibunuh pada 27 September 2024, dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Safieddine terbunuh dengan cara yang sama pada 3 Oktober.

Gencatan senjata yang rapuh telah diberlakukan di Lebanon sejak 27 November, mengakhiri perang lintas batas selama berbulan-bulan antara Israel dan Hizbullah yang meningkat menjadi konflik skala penuh September lalu ketika Israel mengintensifkan kampanye pengebomannya.

Otoritas Lebanon telah melaporkan hampir 1.100 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, termasuk tewasnya 85 orang dan cedera pada lebih dari 280 orang lainnya.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari, tetapi batas waktu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak mematuhinya.

Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

Baca Juga

Bagaimana Sikap Wapres Filipina setelah Bapaknya, Eks Presiden Duterte Ditangkap?

(sya)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |