loading...
Puluhan warga Israel berkumpul di depan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menuntut kesepakatan pertukaran dengan Hamas dan dimulainya putaran negosiasi kedua pada 15 Maret 2025, di Yerusalem Barat. Foto/Saeed Qaq/Anadolu Agency
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu diperkirakan akan memerintahkan tentara pendudukan Israel untuk memperluas operasinya di Gaza.
Menurut surat kabar Maariv, Netanyahu diperkirakan akan mengadakan rapat Kabinet Keamanan Negara pada siang hari besok (3/5/2025) untuk membahas penilaian situasi menjelang pertemuan Kabinet yang lebih besar.
“Mengingat kebuntuan saat ini dalam pembicaraan tentang gencatan senjata dan kesepakatan pengembalian sandera, forum Kabinet yang lebih kecil, yang mencakup menteri keamanan dan pertahanan senior, diperkirakan akan menyetujui rencana memperluas dan mengintensifkan operasi militer Israel di Gaza,” ungkap laporan Maariv.
Pemerintah Israel telah menolak kesepakatan yang diusulkan Hamas yang akan melibatkan pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza sebagai imbalan mengakhiri perang, penarikan Israel dari Jalur Gaza, dan pembebasan sejumlah warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Keluarga sandera Israel, serta beberapa partai oposisi Israel, menekan Netanyahu untuk menerima perjanjian komprehensif tersebut.
Di sisi lain, anggota kabinet sayap kanan Israel, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, menolak perjanjian tersebut dan mengancam akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu jika mengakhiri perang di Gaza.
Keluarga sandera Israel menuduh Netanyahu hanya peduli dengan karier politiknya dan nasib kabinetnya, dan tidak peduli dengan para sandera.
(sya)