Lagi Perang, Pakistan Mengamankan Pinjaman IMF Rp16,3 Triliun

6 hours ago 5

loading...

Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program pinjaman Pakistan setelah tinjauan pertama di bawah Extended Fund Facility (EFF), melepaskan pendanaan sekitar USD1 miliar. Foto/Dok

JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program pinjaman Pakistan setelah tinjauan pertama di bawah Extended Fund Facility (EFF), melepaskan pendanaan sekitar USD1 miliar atau setara Rp16,3 triliun (kurs Rp16.311 per USD).

Pencairan terbaru ini membawa total pendanaan dalam fasilitas EFF senilai USD7 miliar selama 37 bulan menjadi USD2,1 miliar. "Hal ini memberikan dorongan signifikan bagi pembiayaan eksternal Pakistan saat negara itu melanjutkan upayanya untuk menstabilkan ekonomi," menurut pernyataan IMF .

Baca Juga: Perbandingan Ekonomi India dengan Pakistan: Bak Langit dan Bumi

Dewan eksekutif IMF juga menyetujui permintaan Pakistan untuk fasilitas baru senilai USD1,4 miliar di bawah Resilience and Sustainability Facility (RSF) untuk meningkatkan ketahanan iklim dan bencana negara tersebut.

Fasilitas ini akan membantu Pakistan mengatasi kerentanan terkait iklim dengan meningkatkan efisiensi investasi publik, memperbaiki manajemen sumber daya air, dan memperkuat koordinasi untuk respons bencana.

Aturan EFF, yang disetujui pada September 2024 memiliki fokus pada pemulihan stabilitas makroekonomi Pakistan, memperluas basis pajak, membangun kembali cadangan asing, mereformasi perusahaan milik negara (SOEs), dan memperkuat sektor energi.

Ekonomi Pakistan

IMF mencatat ada kemajuan dalam kinerja Pakistan di bawah EFF di tengah lingkungan global yang menantang, karena negara tersebut mencatat surplus fiskal primer sebesar 2% dari PDB pada paruh pertama tahun 2025, menjaga agar tetap pada jalur untuk memenuhi target akhir tahun sebesar 2,1%.

Sementara itu inflasi turun tajam menjadi hanya 0,3% pada bulan April, yang merupakan angka terendah dalam sejarah, memungkinkan Bank Negara Pakistan (SBP) untuk memangkas suku bunga.

"Kebijakan moneter harus tetap ketat dan bergantung pada data untuk memastikan inflasi terjaga dalam kisaran target SBP," kata Wakil Direktur Pelaksana IMF, Nigel Clarke.

Selain itu Ia juga menambahkan bahwa nilai tukar yang lebih fleksibel akan membantu menyerap guncangan eksternal dan domestik serta mendukung pemulihan cadangan. Ia juga menyerukan tindakan cepat untuk menangani lembaga keuangan yang kekurangan modal.

Cadangan devisa Pakistan tercatat mencapai USD10,3 miliar pada akhir April 2025, atau meningkat dari USD9,4 miliar pada Agustus 2024, dan diharapkan naik menjadi USD13,9 miliar pada akhir Juni. Namun, risiko terhadap prospek negara tetap tinggi akibat ketidakpastian kebijakan ekonomi global, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan kerentanan domestik yang terus-menerus mengancam.

Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi PDB 3 Negara Ekonomi Utama Asia

Clarke mendesak pihak berwenang untuk mempertahankan kebijakan makroekonomi yang sehat dan mempercepat reformasi demi melindungi pencapaian ekonomi terbaru serta mendukung pertumbuhan yang lebih kuat, berkelanjutan, dan dipimpin oleh sektor swasta dalam jangka menengah.

(akr)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |