loading...
Juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah. Foto/X
GAZA - Sayap militer Hamas dan Jihad Islam, Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Quds mengumumkan keputusan mereka menyerahkan jasad beberapa tahanan Israel pada Kamis (20/2/2025), sebagai bagian dari kesepakatan “Badai Al-Aqsa”.
Juru bicara Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah menyatakan jenazah keluarga Bibas dan tahanan Oded Levits akan diserahkan besok.
Dia menambahkan semua tahanan masih hidup sebelum pesawat tempur Israel dengan sengaja mengebom tempat penahanan mereka.
Sebelumnya, Brigade Al-Quds juga mengumumkan pembebasan jasad tahanan Israel, Oded Levits.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan besok sebagai “hari yang sulit dan menyedihkan bagi Israel,” karena akan menandai kembalinya jasad empat tahanan Israel.
Dia berkata, “Hati saya hancur, dan hati dunia juga akan hancur.”
Rezim apartheid Zionis memperkirakan ada 73 tahanan Israel di Gaza, sementara Israel menahan ribuan warga Palestina di penjara-penjaranya, menyiksa mereka, membuat mereka kelaparan, dan mengabaikan perawatan medis, yang telah menyebabkan kematian banyak orang, menurut laporan media Palestina dan Israel serta laporan hak asasi manusia.
Menurut organisasi hak asasi manusia Palestina, Israel saat ini menahan lebih dari 10.000 warga Palestina di penjara-penjaranya, termasuk sekitar 600 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Dengan mediasi Mesir dan Qatar, kesepakatan dimulai pada 19 Januari 2025, dalam tiga tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari. Namun, Israel telah menunda dimulainya negosiasi untuk tahap kedua.
Pada tahap pertama kesepakatan, ketentuan-ketentuan mencakup pembebasan bertahap 33 warga Israel yang ditahan di Gaza, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dengan imbalan antara 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina dan Arab.
Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), pasukan Israel melakukan tindakan genosida di Gaza mulai dari 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025, yang mengakibatkan lebih dari 159.000 kematian dan cedera warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita.
Tak hanya itu, lebih dari 14.000 orang hilang dan diperkirakan tewas. Genosida di Gaza menjadi salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
(sya)