JETP Resmi Luncurkan Proyek Surya Perdana, Investasi USD60 Juta Siap Dorong Energi Bersih

7 hours ago 2

loading...

Standard Chartered, DEG, dan Proparco mengumumkan kesepakatan untuk membiayai pengembangan, konstruksi, operasional pembangkit listrik tenaga surya terapung. Foto/istimewa

JAKARTA - Standard Chartered, DEG (lembaga pembiayaan pembangunan dari Jerman), dan Proparco (lembaga pembiayaan pembangunan dari Prancis) mengumumkan kesepakatan untuk membiayai pengembangan, konstruksi, dan operasional pembangkit listrik tenaga surya terapung Saguling, sebagai bagian dari Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. Proyek ini memobilisasi pendanaan sebesar USD 60 juta, untuk mempercepat transisi energi Indonesia yang inklusif dan ambisius.

Terletak di Jawa Barat, pembangkit listrik tenaga surya ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon di sistem kelistrikan Indonesia setidaknya hingga 63.100 ton per tahun, dengan kapasitas terpasang sebesar 92MWp. Proyek ini akan meningkatkan produksi listrik tenaga surya di Indonesia sebesar sekitar 13 persen. Selain itu, pembangkit ini dikembangkan oleh PLN Indonesia Power, perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, dan ACWA Power, perusahaan swasta terbesar di dunia dalam bidang desalinasi air, pelopor transisi energi, dan pelaku awal dalam pengembangan hidrogen hijau dari Kerajaan Arab Saudi.

JETP Indonesia diluncurkan pada tahun 2022 untuk memobilisasi pendanaan dalam mempercepat transisi energi bersih Indonesia dan mendorong penyediaan energi bersih yang terjangkau untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Investasi pada proyek Saguling ini menjadi cetak biru untuk pengembangan proyek energi bersih di masa depan yang didukung oleh permodalan dari sektor publik dan swasta.

Pemerintah Kanada, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Norwegia, dan Uni Eropa membentuk International Partners Group (IPG), yang berkomitmen untuk mendukung JETP Indonesia melalui pendanaan pembangunan. Selanjutnya, IPG tersebut bekerja sama dengan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang merupakan koalisi global di mana terdiri dari lembaga-lembaga keuangan terkemuka.

Pada awal tahun 2025, Jerman mengambil alih kepemimpinan (co-lead) IPG di JETP bersama Jepang. Melalui kelompok kerja yang dibentuk oleh GFANZ, lembaga keuangan terkemuka—termasuk Standard Chartered—berkomitmen bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan IPG untuk memobilisasi dan memfasilitasi pendanaan transisi energi.

Monika Beck, Member of DEG’s Management Board, menjelaskan: “Kami bangga dapat mempromosikan teknologi energi terbarukan yang inovatif bersama mitra kami, Standard Chartered dan Proparco, dalam menyediakan pembiayaan untuk pengembangan proyek PLTS terapung pertama dari ACWA Power dan Indonesia Power Renewables di Indonesia. Sebagai impact investor, DEG berfokus pada pendanaan proyek transformasi berkelanjutan seperti ini, dan kami bangga menjadi lead arranger dalam transaksi ini.”

Françoise Lombard, CEO, Proparco, mengatakan: “Saguling menjadi pilar transisi energi Indonesia di bawah JETP, dan Proparco bangga mendukung proyek bersejarah ini bersama para mitra terpercaya kami. Sebagai bagian dari AFD Group yang bergerak di sektor swasta, kami mendanai kemitraan publik-swasta yang melengkapi dukungan AFD terhadap PLN dan Kementerian ESDM. Ini juga menandai investasi pertama Proparco dalam teknologi PLTS terapung, mempertegas komitmen kami terhadap inovasi. Di negara seperti Indonesia, di mana keterbatasan lahan menjadi tantangan, solusi PLTS terapung menjadi opsi skala besar untuk mempercepat transisi energi.”

Donny Donosepoetro OBE, CEO, Standard Chartered Indonesia, menjelaskan: “Standard Chartered siap mendukung transisi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan membiayai proyek energi terbarukan yang mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memberikan dampak positif secara jangka panjang. Partisipasi kami dalam pembiayaan PLTS Terapung Saguling merupakan bukti nyata dedikasi kami dalam mobilisasi modal swasta untuk investasi energi bersih, khususnya melalui kemitraan seperti JETP.”

H.E. Mr. Fabien Penone, Ambassador of France to Indonesia, mengatakan: “Prancis secara aktif mendukung transisi energi Indonesia melalui JETP dan telah memobilisasi lebih dari 450 juta Euro. Pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan pembangunan Prancis Proparco untuk proyek PLTS Terapung Saguling menunjukkan komitmen kami untuk mendorong inovasi energi terbarukan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.”

Ina Lepel, Ambassador of Germany to Indonesia, menjelaskan: “Kesepakatan keuangan baru ini menunjukkan bahwa IPG dan GFANZ bekerja berdampingan untuk mendukung transisi energi di Indonesia. Kita kini memasuki sebuah fase baru, di mana kini akan semakin banyak proyek investasi yang mencapai tahap untuk penandatanganan kontrak.”

Edwin Nugraha Putra, President Director of PT PLN Indonesia Power, menambahkan “Sebagai bagian dari komitmen kami dalam mendukung transisi energi berkelanjutan Indonesia, PT PLN Indonesia Power telah memulai proyek Hijaunesia dan Hydronesia. Inisiatif ini sekaligus mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Kami bangga mengembangkan proyek PLTS Terapung Saguling, yang tidak hanya menjadi tonggak sejarah sebagai proyek PLTS terapung pertama yang dibiayai melalui kemitraan sektor publik dan swasta, tetapi juga menunjukkan peran penting PLN Indonesia Power dalam mempercepat transformasi sektor energi di Indonesia. Kami yakin bahwa melalui kolaborasi dengan mitra global terkemuka seperti ACWA Power, Standard Chartered, DEG, dan Proparco, kami dapat mempercepat pencapaian target energi terbarukan nasional, sekaligus memberikan dampak positif yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas lingkungan. Keberhasilan proyek ini adalah sebuah langkah maju yang nyata menuju masa depan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.”

Mary Schapiro, Vice Chair, GFANZ, mengatakan, “Transaksi besar ini menunjukkan pentingnya kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk membuka pembiayaan yang diperlukan dalam memperluas energi hijau Indonesia, dan dapat menjadi contoh bagi proyek energi bersih di masa depan. Bersama IPG, GFANZ berkomitmen bekerja dengan lembaga keuangan untuk memobilisasi pembiayaan swasta dan memfasilitasi investasi dalam skala besar untuk transisi energi Indonesia melalui JETP.”

(dra)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |