Heboh Video Hasto Beredar Luas, Tuding Jokowi Dalang Pelemahan KPK

8 hours ago 3

loading...

Video berisikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). FOTO/TANGKAPAN LAYAR

JAKARTA - Sebuah video menghebohkan beredar luas di media sosial. Video berisikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkap upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilakukan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).

Dalam video itu, Hasto menjelaskan, cerita ini diawali pada 7 Mei 2024 ketika menghadiri pidato Pemilu dan Jalan Kebudayaan yang disampaikan oleh Prof Sri Sulistyowati di Universitas Indonesia (UI). Di acara itu, Hasto mengaku bertemu dengan Novel Baswedan, Rocky Gerung, dan tokoh-tokoh civil society lainnya.

"Ketika saya bertemu dengan Mas Novel Baswedan, beliau menanyakan ke saya, 'saya perlu konfirmasi apakah betul PDI Perjuangan yang memelopori perubahan Undang-Undang KPK yang mengkerdilkan KPK di dalam upaya pemberantasan korupsi?" kata Hasto menceritakan percakapannya dengan Novel dalam sebuah video yang beredar, Sabtu (22/2/2025).

Hasto mengaku memberikan jawab tegas kepada Novel ketika itu. Hasto mengatakan, jika ada hal-hal yang buruk oleh Presiden Jokowi, selalu dilimpahkan kepada PDIP dan Megawati Soekarnoputri. Namun, ketika ada hal-hal yang positif selalu diambil oleh Presiden Jokowi tanpa menyisakan benefit bagi kepentingan PDI Perjuangan.

"Sebagai Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, saya sampaikan kepada Mas Novel Baswedan bahwa saya adalah sekjen yang sangat getol menjabarkan perintah Ibu Megawati Soekarnoputri bagaimana PDI Perjuangan memerangi korupsi. Karena itulah, tuduhan bahwa revisi Undang-Undang KPK diarsiteki oleh PDI Perjuangan, itu sangat salah," ujarnya.

Dalam video itu, Hasto menyinggung ketika pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka menjelang Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution ingin mencalonkan sebagai Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan. Saat itu, dia mengatakan kepada Jokowi sekaligus untuk menguji keseriusannya di dalam mencalonkan anak dan menantunya.

"Pak Presiden, apakah betul Bapak mau mencalonkan Mas Gibran dan Mas Bobby sebagai wali kota? Loh kenapa Pak Sekjen? Karena ketika Mas Gibran dan Mas Bobby sebagai wali kota, maka otomatis dia menjadi pejabat negara. Dan ini akan sangat rawan terhadap berbagai bentuk gratifikasi suap dan berbagai tindakan korupsi lainnya. Presiden Jokowi sempat termenung saat itu," tuturnya.

Baca Juga

 Kalau Ada Fakta Hukum, Ya Silakan

Dari situlah, Hasto mengaku merasakan bahwa pertanyaannya sangat mengusik perhatian dari Jokowi. Sebab, dia menegaskan kembali kepada Jokowi bahwa ketika Gibran dan Bobby menjadi wali kota, maka dengan mudah akan terkena operasi tangkap tangan dari KPK dan juga aparat penegak hukum yang lain.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |