loading...
Pejuang Hamas di Jalur Gaza. Foto/tasnim
GAZA - Kelompok Palestina Hamas mengatakan delegasi di Mesir telah membuat beberapa kemajuan menuju implementasi perjanjian gencatan senjata.
“Delegasi pimpinan Hamas yang dipimpin oleh Dr. Khalil al-Hayya mengakhiri kunjungannya ke Kairo dan bertemu dengan pejabat Mesir. Diskusi diadakan mengenai implementasi perjanjian gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan prospek negosiasi tahap kedua. Delegasi pimpinan gerakan menekankan posisi yang jelas tentang perlunya komitmen penuh dan tepat terhadap semua ketentuan dan tahapannya,” ungkap pernyataan kelompok itu.
Hamas menjelaskan, “Kesepakatan juga dicapai untuk menyelesaikan masalah penundaan pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada gelombang terakhir, sehingga mereka akan dibebaskan bersamaan dengan jenazah tahanan Israel yang disepakati untuk diserahkan pada tahap pertama, selain wanita dan anak-anak Palestina yang terkait.”
Sementara itu, Amy Pope, kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi PBB, mengatakan organisasi tersebut tidak akan terlibat dalam "jenis apa pun" pemindahan paksa warga Palestina keluar dari Gaza.
Dia memperingatkan upaya semacam itu akan menjadi "garis merah" bagi pemerintah Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan warga Palestina harus diusir dari Jalur Gaza untuk memberi ruang bagi pembangunan real estat kelas atas.
"Kami membuat komitmen kepada masyarakat yang kami layani bahwa kami tidak akan terlibat dalam jenis pemindahan paksa penduduk atau evakuasi orang apa pun," ujar Pope.
"Seperti yang kita lihat sekarang, (pemindahan warga Palestina) telah menjadi garis merah bagi pemerintah Yordania dan Mesir," tegas dia.
(sya)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya