Driver Ojol hingga Konsumen Bisa Dirugikan Jika Grab dan Gojek Merger

4 hours ago 1

loading...

Wacana merger antara dua raksasa teknologi di sektor transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia kembali menguat. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Wacana merger antara dua raksasa teknologi di sektor transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia kembali menguat. Pembicaraan antara kedua perusahaan dilaporkan semakin intensif dengan target kesepakatan tahun ini.

Merger ini dianggap sebagai langkah strategis untuk meredam persaingan yang semakin ketat dan mengurangi beban kerugian terutama bagi Gojek. Namun, rencana penggabungan ini menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk Koalisi Ojol Nasional (KON). Mereka menyuarakan kekhawatiran akan dampak langsung dan tidak langsung terhadap pengemudi ojek online (ojol), mitra penjual, serta struktur pasar digital di Indonesia.

Ketua Presidium Nasional KON, Andi Kristiyanto menilai merger ini berpotensi mengubah struktur harga layanan transportasi online yang selama ini kompetitif. "Jika dua pemain utama ini digabungkan, kemungkinan besar akan muncul kebijakan harga baru yang lebih tinggi, merugikan konsumen dan mengurangi daya saing," ujar dia dalam pernyataannya, Sabtu (10/5).

Baca Juga: Ojol Minta Regulasi Kemitraan yang Adil, Bukan Status Formal

Andi memperingatkan dominasi pasar oleh entitas hasil merger diperkirakan akan menguasai lebih dari 80% pangsa pasar transportasi online di Indonesia sehingga dapat menimbulkan dampak serius. Pihaknya khawatir, skema kemitraan bagi mitra ojol akan berubah dan berpotensi menggeser hubungan dari kemitraan menjadi hubungan kerja sebagai karyawan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah pengemudi aktif dan kesejahteraan mereka.

"Jika merger terjadi, potongan tarif bagi mitra ojol mungkin akan dinaikkan, sementara pengemudi kehilangan opsi untuk memperoleh penghasilan dari aplikasi lain," tambahnya.

Dia juga menyoroti perusahaan ride-hailing lain mungkin kesulitan bertahan di pasar jika tidak mampu bersaing dengan entitas hasil merger. Tanpa kompetitor yang kuat, mitra pengemudi dikhawatirkan akan kehilangan daya tawar dalam sistem yang lebih ketat.

"Dominasi satu pemain besar berpotensi menciptakan pasar yang tidak adil. Kita tidak hanya berbicara soal bisnis, tetapi juga keberlangsungan hidup ratusan ribu mitra ojol di Indonesia," tegasnya.

Baca Juga: Jaminan Aman dari Komdigi: Merger XL-Smartfren Tak Akan Berujung PHK!

Reuters sebelumnya melaporkan, Grab telah menunjuk penasihat untuk menangani rencana akuisisi tersebut dan sedang berdiskusi dengan sejumlah bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan. Grab dilaporkan sedang mencari pinjaman sebesar USD2 miliar untuk membiayai rencana akuisisi, dengan valuasi Gojek Tokopedia diperkirakan lebih dari USD7 miliar.

(nng)

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |