China Desak AS Cabut Kebijakan Tarif Sepihak, Bantah Sudah Bicara dengan Trump

5 hours ago 2

loading...

Pemerintah China menyerukan kepada AS untuk mencabut seluruh kebijakan tarif sepihak yang dikenakan terhadap negaranya. FOTO/Shutterstock

JAKARTA - Pemerintah China menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) untuk mencabut seluruh kebijakan tarif sepihak yang dikenakan terhadap negaranya. Beijing juga menepis spekulasi telah terjadi pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump guna mencapai kesepakatan dagang meskipun mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan tarif dalam waktu dekat.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong dalam keterangan resmi yang disampaikan pada konferensi pers rutin di Beijing, Kamis (24/4), menegaskan pencabutan tarif merupakan langkah mendasar jika Amerika benar-benar ingin menyelesaikan perselisihan dagang kedua negara.

"Amerika Serikat seharusnya mendengarkan suara-suara rasional dari masyarakat internasional dan dari dalam negerinya sendiri, serta mencabut secara menyeluruh semua tarif sepihak yang diberlakukan terhadap China," ujar He, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (24/4/2025).

Ia juga menolak klaim adanya kemajuan dalam komunikasi bilateral dengan Washington. Menurut dia setiap laporan yang menyebut adanya pembicaraan tidak memiliki dasar dan tidak mencerminkan kenyataan. Ia mendesak AS untuk menunjukkan kesungguhan dan niat baik apabila ingin merintis kembali dialog dagang.

Pernyataan tersebut menjadi tanggapan langsung atas komentar Trump yang disampaikan sehari sebelumnya saat ditanya tentang komunikasi dengan China, Trump menyebut "semuanya masih berjalan" dan menyatakan akan "baik-baik saja" setelah pembicaraan selesai. Namun, hingga kini belum ada informasi resmi terkait dimulainya kembali perundingan dagang antara kedua negara.

Menurut laporan Bloomberg, Presiden Trump telah berulang kali mencoba menghubungi Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon sejak kembali menjabat. Namun, Xi disebut belum merespons upaya tersebut.

Beijing diyakini sedang menunggu langkah konkret dari Washington, seperti penunjukan perwakilan khusus untuk berunding serta komitmen untuk menghormati kekhawatiran China, termasuk soal sanksi ekonomi dan isu Taiwan.

Sebagai informasi, tarif impor AS terhadap sejumlah produk asal China saat ini mencapai hingga 145%. Kebijakan tersebut dinilai berdampak langsung terhadap performa ekspor Negeri Tirai Bambu, yang selama ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonominya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |