BPK Penabur Dukung Siswa Bersiap Hadapi Era Society 5.0

4 hours ago 4

loading...

PENABUR Kids Festival kembali digelar pada 26 April, 2, dan 3 Mei 2025 dengan mengusung tema Shaping The Future Minds: The 5C’s Skills. Foto/Istimewa.

JAKARTA - Era society 5.0 membuat perubahan dinamis dalam dunia pekerjaan. Hal ini menjadi titik balik bagi sektor pendidikan untuk berani berubah, dimana pendidik kini dituntut menciptakan lulusan yang mampu menjawab tantangan global.

“Atas dasar tersebut BPK PENABUR Jakarta terus berkomitmen memberikan pendidikan berkualitas, sekaligus membagikannya kepada sesama, salah satunya dengan mengadakan PENABUR Kids Festival.” tutur Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta.

Penyelenggaraan PENABUR Kids Festival sejak tahun 2021 menjadi aksi nyata BPK PENABUR Jakarta, yang secara aktif mendorong anak Indonesia bersiap menghadapi era society 5.0.

Kegiatan ini mengajak pelajar dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SLTA, serta guru-guru dari berbagai daerah belajar sekaligus berkompetisi dalam seminar dan perlombaan.

PENABUR Kids Festival kembali digelar pada 26 April, 2, dan 3 Mei 2025 dengan mengusung tema “Shaping The Future Minds: The 5C’s Skills”. Rangkaian kegiatan meliputi seminar nasional dan ragam lomba.

Sebanyak 1.200 peserta telah mendaftarkan diri mengikuti lomba maupun seminar PENABUR Kids Festival 2025, yang berasal dari 40 kota di 21 provinsi Indonesia tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Hadir dalam acara ini Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat. Dalam sambutannya ia mengatakan, salah satu visi dan misi Kemendikdasmen saat ini adalah menegaskan kembali amanat konstitusi untuk menghadirkan sekaligus mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.

"Pada era society 5.0 kami melaksanakan visi dan misi tersebut dengan menerapkan deep learning yang sebenarnya sudah ada sejak 1970," ujarnya.

Hal ini pun diterapkan ke dalam kurikulum satuan pendidikan dengan tiga pendekatan mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning.

"Dimana siswa secara sadar diajak terlibat dan memiliki pemahaman serta pemaknaan di dalam pembelajaran. Tentu dalam hal ini ada konsekuensi, guru harus memiliki perspektif dan wawasan mendalam.” terangnya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |