loading...
Seminar digelar ISDS dan IDM dengan tema Optimizing the Defense Industry through Technology Transfer (ToT) and Research and Development (RnD) di sela-sela Indo Defence, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Foto/Ist
JAKARTA - Salah satu aspek penting dalam kerja sama pertahanan adalah skema offset, yang memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi negara mitra. Boeing, sebagai salah satu produsen pesawat terbesar di dunia, telah menempatkan program offset sebagai instrumen strategis dalam pengembangan kapabilitas industri pertahanan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan dan teknologi.
“Kami siapkan offset untuk Indonesia, sebagimana digariskan oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia,” kata Regional Director for India, Asia, and Pacific, Boeing Defense, Space & Security, Randy Rotte dalam seminar yang diadakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) dan Indonesia Defense Magazine (IDM) dengan tema "Optimizing the Defense Industry through Technology Transfer (ToT) and Research and Development (RnD)" di sela-sela Indo Defence 2024, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Baca juga: Prabowo: Pertahanan Indonesia Defensif, Tak Ada Proyeksi Kekuatan Militer ke Luar Negeri
Sebagaimana diketahui, pada Agustus 2023, Indonesia dan Boeing menandatangani MoU atau Nota Kesepahaman pembelian 24 pesawat tempur F15EX.
Ditanya tentang kemungkinan kerja sama yang ditawarkan Boeing pada Indonesia terkait MoU tersebut, Randy mengatakan, salah satu fokus utama Boeing dalam offset tidak langsung adalah pengembangan kapabilitas STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di negara mitra.
"Melalui kerja sama dengan sekolah dan universitas, Boeing membantu menciptakan ekosistem pendidikan yang mampu mencetak talenta-talenta baru di bidang teknologi tinggi," ujar Rotte.
Selain pendidikan, Boeing juga mendukung pengembangan industri lokal melalui kegiatan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul).
Baca juga: Prabowo Sebut Belanda Rampas Kekayaan Indonesia USD31 Triliun
"Ini mencakup pelatihan teknisi, pendirian fasilitas pemeliharaan, dan dukungan logistik, agar negara mitra mampu merawat sistem senjatanya sendiri tanpa ketergantungan penuh pada luar negeri. Bahkan, dengan peningkatan kemampuan tersebut, peluang ekspor jasa pemeliharaan juga terbuka lebar," jelas Rotte.