Bank Bisa Punah dalam 10 Tahun, Eric Trump: Rusak, Lambat, dan Mahal!

7 hours ago 2

loading...

Putra kedua Presiden AS Donald Trump, Eric yang merupakan pengusaha kripto memperingatkan, bank terancam punah dalam satu dekade ke depan. Foto/Dok, Getty

JAKARTA - Perbankan terancam punah dalam satu dekade ke depan, jika mereka gagal merangkul teknologi blockchain . Hal ini diperingatkan oleh putra kedua Presiden AS Donald Trump , Eric yang merupakan pengusaha kripto.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Eric Trump mengecam apa yang dia gambarkan sebagai kelambatan dan inefisiensi sistem perbankan tradisional. "Sistem keuangan modern rusak, lambat, mahal," katanya.

Bagi putra presiden itu, teknologi blockchain dapat melakukan transaksi keuangan dengan lebih efisien.

Trump, yang meluncurkan perusahaan penambangan bitcoin bernama American Bitcoin pada bulan Maret, mengatakan dia beralih ke mata uang digital dan keuangan terdesentralisasi ketika dia menyadari bahwa "sistem perbankan kita mendukung orang yang sangat kaya" dan "dipakai sebagai senjata untuk melawan sebagian besar orang di negara kita."

Platform keuangan terdesentralisasi memungkinkan individu untuk melakukan transaksi langsung satu sama lain, seringkali dengan biaya rendah atau tanpa biaya, sesuatu yang diandalkan oleh bank tradisional untuk menghasilkan pendapatan.

Eric Trump berpendapat bahwa teknologi blockchain dapat melakukan semua fungsi sistem perbankan tradisional dengan lebih efisien.

"Saya katakan kepada Anda, jika bank-bank tidak memperhatikan apa yang akan datang, mereka akan punah dalam 10 tahun," katanya.

Dalam wawancara tersebut, Eric juga mengkritik jaringan transaksi keuangan antar bank SWIFT sebagai "bencana mutlak". Ia menyoroti penundaan dan inefisiensi dalam transaksi lintas batas.

Seperti diketahui keluarga Presiden AS Donald Trump sangat dekat dengan sektor cryptocurrency, dimana mereka meluncurkan proyek keuangan terdesentralisasi yang disebut World Liberty Financial. Mereka juga mengumumkan rencana meluncurkan stablecoin yang didukung dolar.

Pada tahun 2021, perusahaan jasa keuangan besar Amerika Capital One memutuskan hubungan dengan lebih dari 300 akun yang terkait dengan keluarga Trump dan bisnis mereka. Langkah itu dilakukan dua bulan setelah kerusuhan Capitol 6 Januari, di mana pendukung Trump berusaha membatalkan kekalahannya dalam pemilihan presiden 2020.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |