7 Fakta di Balik Mualafnya Jenderal Kopassus Lodewijk F Paulus, Sempat Diancam Bakal Masuk Neraka

7 hours ago 4

loading...

Lodewijk Freidrich Paulus dikenal sebagai sosok yang menorehkan sejarah penting di Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat serta menapaki karier politik nasional yang tak kalah mengesankan. FOTO/DOK.MABES TNI AD

Lodewijk Freidrich Paulus bukan sekadar nama besar di lingkaran militer Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang menorehkan sejarah penting di Korps Pasukan Khusus ( Kopassus ) TNI Angkatan Darat serta menapaki karier politik nasional yang tak kalah mengesankan.

Namun, di balik segala prestasi dan sorotan publik tersebut, tersimpan kisah pergulatan batin dan spiritual yang jarang diungkap secara luas: perjalanan Lodewijk Freidrich Paulus menjadi seorang mualaf.

Bagi sebagian orang, perpindahan agama adalah keputusan personal. Namun, bagi Lodewijk Freidrich Paulus, keputusannya untuk memeluk Islam bukan hanya soal keyakinan, tetapi juga melibatkan tantangan, tekanan sosial, hingga risiko yang berkaitan langsung dengan karier dan keluarganya.


Inilah 7 Fakta di Balik Keputusan Lodewijk Freidrich Paulus Menjadi Mualaf:

1. Perwira Tangguh dengan Jejak Gemilang di Kopassus

Sejak lahir di Manado pada 27 Juli 1957, Lodewijk Freidrich Paulus tumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen Protestan yang taat. Masa kecil hingga remajanya dijalani di bawah nilai-nilai ajaran agama lamanya.

Karier militernya pun cemerlang, dimulai sejak lulus dari Akademi Militer (Akmil) tahun 1981. Bagi rekan-rekan sejawat, Lodewijk adalah contoh nyata prajurit yang disiplin, berprestasi, dan selalu tampil sebagai pemimpin di setiap kesempatan.

Perjalanan di militer membawanya ke posisi-posisi strategis: dari Komandan Satuan 81/Gultor Kopassus (2001-2003), Komandan Jenderal Kopassus (2009-2011), Panglima Kodam I/Bukit Barisan (2011-2013), hingga Komandan Kodiklat TNI AD (2013-2015).

Dengan reputasi seperti itu, tak heran jika nama Lodewijk Freidrich Paulus selalu disebut dalam jajaran perwira tinggi yang disegani, bahkan setelah purnatugas dari dunia militer.

2. Keteguhan Hati di Tengah Tantangan Berat

Di balik wajah garang seorang jenderal Kopassus, tersimpan perjalanan spiritual yang sarat ujian. Lodewijk Freidrich Paulus mengaku, “Saya menjadi mualaf (masuk Islam) ketika (berpangkat) mayor,” ungkapnya dalam sebuah forum di Bandar Lampung pada Januari 2019, yang juga dihadiri banyak tokoh dan masyarakat setempat.

Pernyataan ini menjadi titik awal pengakuan publik atas pergolakan batinnya, jauh sebelum namanya menjadi headline di dunia politik.

Keputusan untuk memeluk Islam tidak datang secara tiba-tiba. Dalam pengakuannya, Lodewijk Freidrich Paulus menuturkan bahwa proses menuju mualaf adalah perjalanan panjang yang dipenuhi diskusi batin, pertimbangan rasional, serta pertentangan internal maupun eksternal.

Bahkan, tidak sedikit keluarga dan kolega yang terang-terangan menolak niatnya.

Read Entire Article
| Opini Rakyat Politico | | |